Peraturan Baris Berbaris
Senin, 12 Januari 2009
Baris berbaris memegang peranan penting dalam palaksanaan pengibaran Bendera Sang Merah Putih.
Derap langkah yang tegas dan kompak akan sangat mempengaruhi jiwa dan semangat Paskibraka untuk
melaksanakan tugas. Kekompakan anggota Paskibraka tercermin dari sikap disiplin dalam melaksanakan
baris berbaris dan membentuk formasi.
Peraturan Baris Berbaris.
Peraturan baris berbaris diseluruh Indonesia hanya mengacu pada Peraturan Baris Berbaris Militer yang
terdapat dalam Buku Peraturan tentang Baris Berbaris Angkatan Bersenjata. Buku ini disahkan oleh Surat
Keputusan Pangab dan peraturan yang terakhir adalah Skep Pangab nomor : Skep/011/X/1985 tanggal 2
Oktober 1985, tetapi tahun 1992 ada perubahan pada Skep tersebut pada tempo langkah biasa dan langkah
tegap dari 96 langkah tiap menit menjadi 120 langkah tiap menit.
Di dalam peraturan ini dibagi dalam 2 bagian yaitu baris berbaris dengan menggunakan senjata dan baris
berbaris tanpa senjata. Peraturan baris berbaris militer tersebut diterapkan disemua kegiatan baris berbaris,
sehingga dalam latihan Paskibraka harus mengacu pada peraturan baris berbaris tanpa senjata yang
berlaku dan tidak boleh menerapkan aturan-aturan sendiri.
Pelatih.
Karena yang mengeluarkan peraturan baris berbaris adalah militer maka dengan dasar itu pelatih
Paskibraka diambil dari instansi militer karena dianggap lebih memahami peraturan tersebut dan dapat
memberikan ilmu baris berbaris sesuai peraturan yang berlaku. Didalam perkembangannya pelatih
disekolah banyak yang melibatkan para purna paskibraka untuk melatih baris berbaris, namun harus
dipahami bahwa siapapun yang memberikan latihan baris berbaris baik dari unsur militer maupun sipil/purna
paskibraka semuanya harus berpedoman pada Peraturan Baris Berbaris yang berlaku.
Kewajiban Pelatih.
Keberhasilan latihan baris berbaris sangat tergantung pada kualitas dan kesanggupan seorang pelatih.
Pelatih yang melatih hanya karena tugas tidak akan bisa mencapai hasil yang sempurna. Pelatih baris
berbaris harus mempunyai kemampuan ilmu melatih sesuai peraturan peraturan yang berlaku dan
kemampuan psikologis untuk mengerti kemampuan anak didiknya. Pelatih yang berkualitas harus
mempunyai dasar-dasar melatih dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya antara lain
:
1. Perasaan kasih sayang,
Pelatih harus dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak didiknya.
2. Persiapan
Persiapan yang baik akan menentukan keberhasilan latihan. Pelatih harus mempersiapkan program apa
yang akan dilatihkan, pembagian waktu, alat –alat yang diperlukan, tempat dan lain sebagainya.
3. Mengenal tingkatan anak didik.
Kemampuan setiap anak didik berbeda-beda dalam menyerap materi latihan yang diberikan, oleh sebab
itu pelatih harus dapat memahami kemampuan setiap anak didiknya dan memberikan metode latihan
sesuai yang dibutuhkan sehingga pada akhirnya dapat dicapai suatu hasil yang optimal.
4. Tidak sombong
Keahlian dan kepandaian melatih bukanlah hal yang harus disombongkan atau hanya dipamerkan,
melainkan wajib diamalkan dan diberikan kepada anak didiknya dengan kesabaran dan ketelatenan.
5. Adil
Pelatih harus dapat memberikan keseimbangan saat latihan dalam segala hal dengan cara memberikan
pujian atau teguran tanpa membeda-bedakan satu dengan lainnya.
6. Teliti
Pelatih harus cermat dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Gerakan setiap anak didiknya harus selalu diperhatikan sehingga dapat menerapkan gerakan sesuai
dengan aturan yang benar.
7. Sederhana
Dalam memberikan penjelasan setiap gerakan pelatih harus mempergunakan bahasa dan kalimat yang
sederhana sehingga mudah dipahami oelh setiap anak didik.
8. Teladan
Pelatih sebaiknya banyak memberikan dengan contoh-contoh gerakan, memberikan teladan dan selalu
mengoreksi setiap anak didiknya sehingga mereka dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar.
Jika dilapangan pelatih sebaiknya tidak usah terlalu banyak bercerita atau memberikan pengarahanpengarahan
yang tidak perlu sebab yang diperlukan adalah pengulangan latihan-latihan setiap gerakan
sehingga anak didik benar-benar memahami setiap gerakan dan dapat melaksanan dengan benar.
Perbandingan pelatih
Untuk latihan baris berbaris maka kualitas dan kemampuan pelatih sangat menentukan ratio pelatih dan
anak didik. Untuk latihan baris berbaris maka ratio 1 : 15 atau 1 : 20 adalah ratio yang ideal, kalau terlalu
banyak pelatih akan membuat anak didik menjadi bingung. Dalam melatih harus ditunjuk 1 orang pelatih
yang akan mengatur pembagian-pembagian kelompok kecil, pemberian aba-aba gerakan dan lain
sebagainya.
Program Latihan
Tahap latihan baris berbaris adalah sebagai berikut :
1. Gerakan ditempat.
Gerakan baris berbaris yang dilakukan ditempat misal : Sikap siap, istirahat, hormat, lencang kanan,
jalan ditempat dan lain sebagainya. Gerakan ditempat adalah kunci sukses dalam latihan baris berabris.
Dalam latihan awal ini ketegasan pelatih mutlak diperlukan, karena jika anak didik sudah terbiasa
dengan aba-aba dan gerakan yang tegas serta kompak maka dalam latihan pindah tempat dan berjalan
akan menjadi mudah, karena secara emosi mereka sudah mulai terarah pada gerakan-gerakan
selanjutnya.
2. Gerakan pindah tempat
Gerakan baris berbaris dengan pindah tempat tanpa melakukan gerakan berjalan, misal : 2 langkah
kedepan/kebelakang, geser ke kekiri/kanan dan lain sebagainya
3. Gerakan berjalan.
Dalam latihan berjalan maka tahap latihan sebaiknya dibagi dalam kelompok-kelompok kecil antar 10 –
15 orang per kelompok karena akan lebih mudah untuk memperhatikan dan mengoreksi gerakan setiap
anggota, setelah anggota pasukan dianggap mampu baru digabung menjadi kelompok yang besar.
1. Langkah Biasa
Yaitu membiasakan peserta untuk melakukan gerakan-gerakan langkah biasa, hal ini juga
dimaksudkan agar dapat diberikan dasar-dasar penyeragaman langkah.
2. Langkah Tegap
Gerakan langkah tegap akan gerakan baris berbaris dengan sikap yang tegap baik ayunan tangan
dan kaki, termasuk hentakan kaki sehingga dapat menimbulkan irama yang tegap, kompak dan
mantap.
Dalam langkah tegap kekompakan dan keseragaman ayunan tangan harus benar-benar diperhatikan
karena ayunan tangan akan menunjukkan keindahan dalam dalam berbaris.
3. Latihan tempo melangkah.
Saat latihan baris berbaris yang harus diperhatikan adalah tempo langkah baris berbaris dan
kekompakan untuk melaksanakan sesuai peraturan tempo yang berlaku.
Untuk latihan tempo berjalan maka para pelatih dapat menggunakan tape recorder dan memutar lagulagu
mars sesuai dengan tempo yang berlaku. Saat ini tempo langkah baris berbaris yang berlaku
adalah 120 langkah per menit dengan panjang langkah 65 cm.
Berbaris sambil diiringi lagu-lagu mars akan membuat semua anggota pasukan lebih mudah
menyeragamkan langkah sesuai dengan tempo lagu yang diputar.
Dalam latihan tempo dapat dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan masing-masing kelompok
bergantian melakukan gerakan kombinasi jalan ditempat dan langkah biasa atau langkah tegap.
Dengan latihan kombinasi ini akan mempermudah saat melakukan formasi pengibaran bendera, karena
saat melakukan formasi biasanya gerakan jalan ditempat dan langkah tegap akan saling mengisi
sehingga tempo langkah setiap anggota harus sama dan kompak
Pujian dan Hukuman
Dalam latihan baris berbaris kadang-kadang ada anggota yang melakukan gerakan-gerakan yang sangat
kompak dan bagus dalam melakukan gerakan. Pelatih yang baik akan selalu jeli terhadap semua gerakan
anak didiknya,dan disaat istirahat maka pelatih sebaiknya tidak segan-segan untuk memberikan pujian.
Tetapi apabila ada anggota pasukan yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam melakukan baris berbaris
maka pelatih dalam memberikan hukuman harus jelas arahnya agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Hukuman sebaiknya tidak berupa hukuman phisik yang dilakukan secara langsung misal push up, squat jam
dan lain-lainnya, karena :
Hukuman seperti ini tidak akan berdampak positip bagi anggota karena merugikan kondisi phisik anggota
yang terbuang tenaganya sebab harus menjalani hukuman
Membuang waktu karena ada anggota yang dihukum sehingga anggota yang lain tidak dapat meneruskan
latihan.
Hukuman yang dilakukan sebaiknya bersifat mendidik dan membuat anggota yang melakukan kesalahan
benar-benar merasakan bahwa akibat kesalahan yang dilakukan akan merugikan anggota yang lain.
Jika ada anggota yang sering melakukan kesalahan maka anggota yang bersangkutan dipisah dan secara
individual diberikan arahan dan dikoreksi gerakan-gerakannya. Jika kesalahan dilakukan saat melakukan
gerakan ditempat maka dapat diberi hukuman dengan melakukan gerakan-gerakan yang salah sebanyak 10
kali, dengan cara seperti ini selain akan meningkatkan kemampuan anak didik juga sebagai bentuk latihan
khusus sehingga anggota tersebut dapat lebih memahami kekurangannya dan memperbaiki dengan cepat,
sedang manfaat pelatih dengan memberi hukuman seperti itu maka akan meningkatkan kemampuan
anggotanya secara cepat tanpa merugikan yang lain.
Jika kesalahan dilakukan saat latihan berjalan maka secara personal anggota tersebut dapat diperintah
untuk melakukan langkah tegap secara sendiri/ personal. Dengan cara ini palatih dapat memperhatikan
kemampuan secara individu, sedang bagi anggota yang melakukan baris berbaris sendiri akan menimbulkan
perasaan malu karena telah melakukan kesalahan dan pasti dia akan berusaha untuk tidak mengulanginya
lagi.
Hukuman-hukuman yang berupa push up, squat jam atau hukuman phisik lainnya sudah saatnya
ditinggalkan karena hanya akan merugikan peserta latihan secara keseluruhan dan bersifat kurang
mendidik. Jika ada yang beralasan kalau hukuman tersebut untuk meningkatkan kondisi phisik, maka
pelatih yang mengatakan hal tersebut harus meningkatkan pemahaman tentang latihan baris berbaris yang
benar,sebab saat sudah masuk latihan baris berbaris Paskibraka kondisi phisik peserta harus baik dan
peningkatan kondisi phisik secara instant akan membuat peserta kurang sehat sehingga tidak dapat
berprestasi dengan optimal.
PERATURAN BARIS BERBARIS
1. Pengertian Baris Berbaris
Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi
masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.
2. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
1. Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan
kewajiban
2. Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan
Tujuan dari PBB adalah :
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan
demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan
secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan
sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang
sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya
tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.
3. Aba - aba
1. Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk di
laksanakan secara serentak atau berturut-turut.
2. Macam aba-aba
1. Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.
2. Aba-aba peringatan
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
3. Aba-aba pelaksanaan
1. Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan
serentak atau berturut-turut.
2. Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
1. GERAK
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain
baik dalam berhenti maupun berjalan.
2. JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan
aba-aba peringatan ” maju ”.
3. MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
4. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar
•
1. Sikap Sempurna
1. Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
• o
1. Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan
sudut 60o
2. Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
• o
1. Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan
tidak di naikan.
2. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan
menggenggam tidak terpaksa, rapat di paha.
• o
1. Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
• o
1. Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan,
bernafas wajar.
2. Istirahat
1. Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
•
1.
1. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).
2. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung
tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan
dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di
antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
3. Dapat bergerak.
3. Lencang Kanan / Kiri
1. Hanya dalam bentuk bersaf.
2. aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
3. Pelaksanaan :
• o
1. Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri
menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
2. Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali
penjuru kana / kiri.
3. Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di
sebelah kanan / kiri-nya.
4. Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
Catatan :
1. Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut
pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2. Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan
tangan.
3. Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka kembali ke depan.
4. Setengah Lencang Kanan / Kiri
1. Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang (
bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di
sebelahnya.
2. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya
rapat satu sama lain di sebelah depan.
3. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.
5. Lencang Depan
1. Hanya dalam bentuk banjar.
2. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
3. Pelaksanaan :
•
1. Penjuru tetap sikap sempurna.
2. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke
depan.
3. Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke
atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
4. Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan
kembali ke sikap sempurna.
6. Berhitung
1. Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke
kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor,
sambil memalingkan muka ke depan.
3. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke
belakang.
5. Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
7. Perubahan Arah
1. Hadap kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri
berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2. Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
2. Hadap serong kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
b. Pelaksanaan :
•
1. Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2. Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
3. Balik kanan
a. Aba-aba : ” Balik kanan - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki
kanan.
2. Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o.
3. Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.
8. Membuka / Menutup Barisan
1. Buka barisan
a. Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah ke samping kanan /
kiri, sedangkan regu tengah tetap.
9. Bubar
1. Aba-aba : ” Bubar jalan ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat ( sesuai PPM )
2. Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua
hitungan dalam hati, mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan
bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar.
10. Berhimpun
1. Aba-aba : ” Berkumpul - MULAI ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri bebas,dengan jarak
tiga langkah
2. Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.
11. Berkumpul
1. Berkumpul bersaf
1. Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
2. Pelaksanan :
•
1. Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4
langkah di depannya.
2. Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri
( lencang kanan )
3. Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus, memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus
”
4. Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap
sempurna
5. Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih
dahulu.
2. Berkumpul Berbanjar
a. Aba- aba : ” Berbanjar kumpul MULAI ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4
langkah di depannya.
2. Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
3. Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat
dengan perkataan ” Lurus ”
4. Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap
sempurna.
5. Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih
dahulu.
12. Meninggalkan Barisan
1. Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan
•
1. Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
2. Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna.
3. Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
2. Bila anggota yang akan minta izin
•
1. Mengambil sikap sempurna dahulu
2. Mengangkat tangan kanannya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan )
3. Menyampaikan maksudnya.
4. Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya.
a. Panjang, Tempo Dan Macam Langkah
1. Langkah dapat di bedakan sbb :
Macam Langkah Panjang Tempo
•
1. a. Langkah biasa 70 cm 96 menit
2. b. Langkah tegap 70 cm 96 menit
3. c. Langkah perlahan 40 cm 30 menit
4. d. Langkah ke samping 40 cm 70 menit
5. e. Langkah ke belakang 40 cm 70 menit
6. f. Langkah ke depan 60 cm 70 menit
7. g. Langkah di waktu lari 80 cm 165 menit
2. Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit
b. Maju Jalan
1. Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Maju Jalan ”
b. Pelakasanaan :
•
1. Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah
setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah,
selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2. Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan
90o lengan kiri 30o
3. Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke depan
45o dan ke belakang 300
4. Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.
c. Langkah Biasa
•
1. Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.
2. Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di
seret ).
3. Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
4. Langkah kaki seperti jalan biasa.
5. Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
6. Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
7. Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari
menghadap ke atas.
d. Langkah Tegap
1. Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa
dengan cara kaki di hentakan terus menerus.
2. Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat
tinggi.
3. Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka, hingga jari-jari
lurus dan rapat.
4. Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300.
2. Dari Langkah Biasa
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah
2. Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan bersamaan dengan
hentakan kaki.
3. Kembali ke langkah biasa
a. Aba-aba : ” Langkah Biasa JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah.
2. Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan kembali
menggenggam.
• 1. Catatan : Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba peringatan :
Langkah tegap / biasa jalan pada perubahan langkah.
e. Langkah Perlahan
1. Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran.
a. Aba-aba : ” Langkah perlahan maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul
dengan kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki
kiri, kemudian di lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri.
•
1. Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.
2. Berhenti dari langkah perlahan
a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama langkah
biasa dan kembali sikap sempurna.
f. Langkah Kesamping / Kebelakang / Depan
1. Aba-aba..........Langkah ke samping/Kebelakang/Kedepan – JALAN
2. Pelaksanaan :
1.
a. Kaki kanan / kiri di langkahkan ke samping / kekanan / kedepan sepanjang /
sesuai ketentuan.
b. Selanjutnya kaki kiri / kanan di rapatkan pada kaki kanan / kiri.
c. Badan tetap pada sikap sempurna, tangan tidak melenggang.
d. Hanya boleh dilakukan sebanyak – banyaknya 4 langkah.
e. Khusus untuk langkah ke depan, gerakan dilakukan dengan langkah tegap.
g. Langkah di Waktu Lari
1. Dari sikap sempurna :
a. Aba-aba : ” Langkah Maju-JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Pada aba-aba peringatan, kedua tangan di kepalkan dengan lemas di letakan di
pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua
siku sedikit ke belakang.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, di mulai lari dengan menghentakan kaki setengah
langkah dan selanjutnya lari menurut panjang langkah.
2. Dari Langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Lari – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Pada aba-aba peringatan, sama dengan di atas.
2. 2. Pada aba-aba pelaksanaan, di berikan pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah di
tambah satu langkah.
3. Kembali ke langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Langkah biasa – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah tiga lankah kemudian berjalan
biasa, di mulai dengan kaki kiri di hentakan, bersamaan dengan itu kedua lengan di
lenggangakan.
4. Berhenti dari berlari
1. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah tiga Langkah,
selanjutnya kaki di rapatkan, kedua di turunkan, kembali bersikap sempurna.
h. Ganti Langkah
1. Aba-aba : ” Ganti Langkah JALAN ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Gerakan dapat di lakukan pada waktu langkah biasa / tegap.
2. Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
3. Ujung kaki kanan / kiri yang sedang di belakang di rapatkan dengan tumit kaki
sebelahnya.
4. Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa di rapatkan di paha.
5. Selanjutnya di sesuaikan dengan langkah baru.
6. Gerakan ini di lakukan dalam satu hitungan.
i. Jalan di Tempat
1. Dari sikap sempurna :
1. Aba-aba : ” Jalan ditempat – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
* Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti – ganti diangkat hingga paha rata-rata.
* Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai langkah biasa.
* Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan lengan di rapatkan pada badan ( tidak
melenggang )
2. Dari Langkah Biasa :
1. Aba-aba : ” Jalan di tempat – Gerak ”
2. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah kemudian
jalan di tempat.
3. Dari Jalan di Tempat ke Langkah Biasa :
1. Aba-aba ; ” Maju – JALAN ”
2. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah dan mulai berjalan
dengan menghentakan kaki kiri setengah langkah ke depan.
4. Dari Jalan di Tempat ke Berhenti :
1. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah, selanjutnya
kaki kanan / kiri di rapatkan.
J. Berhenti
1. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah di tambah satu langkah, selanjutnya
kaki kanan / kiri dirapatkan.
k. Hormat Kanan / Kiri
1. Gerakan Hormat kanan / kiri
1. Aba-aba hormat kanan kiri – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Gerakan dilakukan pada waktu langkah tegap.
2. Di berikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah
3. langkah berikutnya di hentakan.
4. Bersamaan dengan itu tangan kanan diangkat ke arah pelipis ( PPM ) kepala di
palingkan dan pandangan mata di arahkan kepada yang di beri hormat sampai
450 hingga ada aba-aba ”Tegak gerak ”
5. Penjuru kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara arah.
6. Lengan kiri tidak melenggang, rapat pada badan, pada waktu menyampaikan
penghormatan.
2. Gerakan Selesai Menghormat :
1. Aba-aba : ” Tegak - GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, ditambah satu langkah, langkah
berikutnya di hentakan.
Bersamaan dengan itu lengan kanan maupun kiri kembali melenggang, pandangan
kembali kedepan.
l. Perubahan Arah Dari Berhenti ke Berjalan
1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan :
1. Aba-aba : ” Hadap Kanan / Kiri ” Maju - JALAN ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Membuat gerakan hadap kanan / kiri.
2. Pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan
seperti gerakan maju jalan.
2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan
1. Aba-aba : ” Hadap Serong kanan / kiri – JALAN ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Membuat gerakan hadap serong kanan / kiri
2. Gerakan selanjutnya sama sepetri diatas
3. Balik Kanan Maju Jalan
1. Aba-aba : ” Balik Kanan maju – JALAN ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Membuat gerakan balik Kanan
2. Gerakan selanjutnya sama seperti di atas.
4. Ke Belok Kanan / Kiri Maju Jalan :
1. Aba-aba : ” Belok kanan / kiri maju - JALAN ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Penjuru merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai berjalan ke arah tertentu.
2. Anggota lainnya mengikuti.
j. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berjalan
1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan.
2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan.
3. Ke Balik kanan maju jalan.
1. Aba-aba disesuaikan
2. Pelaksanaan :
1.
a. Aba-aba pelaksanaan jatuh pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah
satu langkah.
b. Melakukan gerakan-gerakan hadap kanan / kiri hadap serong kanan / kiri, balik
kanan / kiri.
c. Gerakan selanjutnya, pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan,
tetapi dilangkahkan.
4. Ke Belok Kanan / Kiri
a. Aba-aba : ” Belok kanan / Kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah.
b. Penjuru depan merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai jalan ke arah yang
baru.
c. Anggota lainnya mengikuti.
Catatan :
1.
a. Aba-aba : ” Dua kali belok kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
a. # Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
b. # Setelah dua langkah berjalan, kemudian melakukan gerakan belok kanan / kiri
– jalan.
2.
a. Aba-aba : ” Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan / kiri - JALAN”
b. Pelaksanaan :
•
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
b. Setelah dua langkah berjalan, tiap-tiap banjar melakukan belok kanan / kiri, pada
tempat dimana aba- aba di berikan.
c. Perubahan arah 1800.
k. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berhenti
1. Ke hadap kanan / kiri berhenti
2. Ke hadap serong kanan / kiri berhenti
3. Ke balik kanan berhenti
a. Aba-aba Hadap kanan / kiri – henti GERAK
•
a. Hadap serong kanan / kiri henti GERAK
b. Balik kanan henti – GERAK
b. Pelaksanaan :
•
a. Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu
tanah.
b. Melakukan hadap kanan / kiri, hadap serong kanan / kiri, balik kanan.
c. Pada hitungan ketiga, kaki kanan / kiri di rapatkan,kembali ke sikap sempurna.
l. Haluan Kanan / Kiri
Gerakan ini hanya dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa merubah bentuk.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Halauan Kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1.
a. Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di tempat,dengan merubah
arah secara perlahan-lahan sampai 900.
b. Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya, hingga
merubah arah 900, kemudian berjalan di tempat.
c. Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”
LURUS ”.
d. Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti – Gerak .
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
1.
a. Gerakan seperti tersebut di atas
b. Setelah aba-aba ” Maju – Jalan ” ,pasukan mulai berjalan.( aba-aba di berikan
Komandan ).
3. Berjalan ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri – jalan ”
b. Pelaksanaan :
1.
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
b. Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat
”LURUS”.
c. Pelatih memberi aba-aba ” Henti – Jalan ”
4. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju - Jalan ”
b. Pelaksanaan :
1.
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
b. Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat
”LURUS”.
c. Pelatih memberi aba-aba ” Maju – Jalan ”
d. Seluruhnya melaksanakan berjalan.
m. Melintang Kanan / Kiri
Gerakan ini di lakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf
dengan arah tetap.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri, kemudian barisan mebuat
gerakan Haluan kiri / kanan.
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
•
a. Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri kemudian
barisan membuat gerakan haluan kanan / kiri.
b. Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
3. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan ”
b. Pelaksanaan :
•
a. Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan
haluan kiri / kanan.
b. Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
4. Berhenti ke Berhenti
a. aba-aba : ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
•
a. Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan
haluan kiri / kanan.
b. Setelah aba-aba Henti – Gerak, seluruhnya kembali ke sikap sempurna.
Derap langkah yang tegas dan kompak akan sangat mempengaruhi jiwa dan semangat Paskibraka untuk
melaksanakan tugas. Kekompakan anggota Paskibraka tercermin dari sikap disiplin dalam melaksanakan
baris berbaris dan membentuk formasi.
Peraturan Baris Berbaris.
Peraturan baris berbaris diseluruh Indonesia hanya mengacu pada Peraturan Baris Berbaris Militer yang
terdapat dalam Buku Peraturan tentang Baris Berbaris Angkatan Bersenjata. Buku ini disahkan oleh Surat
Keputusan Pangab dan peraturan yang terakhir adalah Skep Pangab nomor : Skep/011/X/1985 tanggal 2
Oktober 1985, tetapi tahun 1992 ada perubahan pada Skep tersebut pada tempo langkah biasa dan langkah
tegap dari 96 langkah tiap menit menjadi 120 langkah tiap menit.
Di dalam peraturan ini dibagi dalam 2 bagian yaitu baris berbaris dengan menggunakan senjata dan baris
berbaris tanpa senjata. Peraturan baris berbaris militer tersebut diterapkan disemua kegiatan baris berbaris,
sehingga dalam latihan Paskibraka harus mengacu pada peraturan baris berbaris tanpa senjata yang
berlaku dan tidak boleh menerapkan aturan-aturan sendiri.
Pelatih.
Karena yang mengeluarkan peraturan baris berbaris adalah militer maka dengan dasar itu pelatih
Paskibraka diambil dari instansi militer karena dianggap lebih memahami peraturan tersebut dan dapat
memberikan ilmu baris berbaris sesuai peraturan yang berlaku. Didalam perkembangannya pelatih
disekolah banyak yang melibatkan para purna paskibraka untuk melatih baris berbaris, namun harus
dipahami bahwa siapapun yang memberikan latihan baris berbaris baik dari unsur militer maupun sipil/purna
paskibraka semuanya harus berpedoman pada Peraturan Baris Berbaris yang berlaku.
Kewajiban Pelatih.
Keberhasilan latihan baris berbaris sangat tergantung pada kualitas dan kesanggupan seorang pelatih.
Pelatih yang melatih hanya karena tugas tidak akan bisa mencapai hasil yang sempurna. Pelatih baris
berbaris harus mempunyai kemampuan ilmu melatih sesuai peraturan peraturan yang berlaku dan
kemampuan psikologis untuk mengerti kemampuan anak didiknya. Pelatih yang berkualitas harus
mempunyai dasar-dasar melatih dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya antara lain
:
1. Perasaan kasih sayang,
Pelatih harus dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak didiknya.
2. Persiapan
Persiapan yang baik akan menentukan keberhasilan latihan. Pelatih harus mempersiapkan program apa
yang akan dilatihkan, pembagian waktu, alat –alat yang diperlukan, tempat dan lain sebagainya.
3. Mengenal tingkatan anak didik.
Kemampuan setiap anak didik berbeda-beda dalam menyerap materi latihan yang diberikan, oleh sebab
itu pelatih harus dapat memahami kemampuan setiap anak didiknya dan memberikan metode latihan
sesuai yang dibutuhkan sehingga pada akhirnya dapat dicapai suatu hasil yang optimal.
4. Tidak sombong
Keahlian dan kepandaian melatih bukanlah hal yang harus disombongkan atau hanya dipamerkan,
melainkan wajib diamalkan dan diberikan kepada anak didiknya dengan kesabaran dan ketelatenan.
5. Adil
Pelatih harus dapat memberikan keseimbangan saat latihan dalam segala hal dengan cara memberikan
pujian atau teguran tanpa membeda-bedakan satu dengan lainnya.
6. Teliti
Pelatih harus cermat dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Gerakan setiap anak didiknya harus selalu diperhatikan sehingga dapat menerapkan gerakan sesuai
dengan aturan yang benar.
7. Sederhana
Dalam memberikan penjelasan setiap gerakan pelatih harus mempergunakan bahasa dan kalimat yang
sederhana sehingga mudah dipahami oelh setiap anak didik.
8. Teladan
Pelatih sebaiknya banyak memberikan dengan contoh-contoh gerakan, memberikan teladan dan selalu
mengoreksi setiap anak didiknya sehingga mereka dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar.
Jika dilapangan pelatih sebaiknya tidak usah terlalu banyak bercerita atau memberikan pengarahanpengarahan
yang tidak perlu sebab yang diperlukan adalah pengulangan latihan-latihan setiap gerakan
sehingga anak didik benar-benar memahami setiap gerakan dan dapat melaksanan dengan benar.
Perbandingan pelatih
Untuk latihan baris berbaris maka kualitas dan kemampuan pelatih sangat menentukan ratio pelatih dan
anak didik. Untuk latihan baris berbaris maka ratio 1 : 15 atau 1 : 20 adalah ratio yang ideal, kalau terlalu
banyak pelatih akan membuat anak didik menjadi bingung. Dalam melatih harus ditunjuk 1 orang pelatih
yang akan mengatur pembagian-pembagian kelompok kecil, pemberian aba-aba gerakan dan lain
sebagainya.
Program Latihan
Tahap latihan baris berbaris adalah sebagai berikut :
1. Gerakan ditempat.
Gerakan baris berbaris yang dilakukan ditempat misal : Sikap siap, istirahat, hormat, lencang kanan,
jalan ditempat dan lain sebagainya. Gerakan ditempat adalah kunci sukses dalam latihan baris berabris.
Dalam latihan awal ini ketegasan pelatih mutlak diperlukan, karena jika anak didik sudah terbiasa
dengan aba-aba dan gerakan yang tegas serta kompak maka dalam latihan pindah tempat dan berjalan
akan menjadi mudah, karena secara emosi mereka sudah mulai terarah pada gerakan-gerakan
selanjutnya.
2. Gerakan pindah tempat
Gerakan baris berbaris dengan pindah tempat tanpa melakukan gerakan berjalan, misal : 2 langkah
kedepan/kebelakang, geser ke kekiri/kanan dan lain sebagainya
3. Gerakan berjalan.
Dalam latihan berjalan maka tahap latihan sebaiknya dibagi dalam kelompok-kelompok kecil antar 10 –
15 orang per kelompok karena akan lebih mudah untuk memperhatikan dan mengoreksi gerakan setiap
anggota, setelah anggota pasukan dianggap mampu baru digabung menjadi kelompok yang besar.
1. Langkah Biasa
Yaitu membiasakan peserta untuk melakukan gerakan-gerakan langkah biasa, hal ini juga
dimaksudkan agar dapat diberikan dasar-dasar penyeragaman langkah.
2. Langkah Tegap
Gerakan langkah tegap akan gerakan baris berbaris dengan sikap yang tegap baik ayunan tangan
dan kaki, termasuk hentakan kaki sehingga dapat menimbulkan irama yang tegap, kompak dan
mantap.
Dalam langkah tegap kekompakan dan keseragaman ayunan tangan harus benar-benar diperhatikan
karena ayunan tangan akan menunjukkan keindahan dalam dalam berbaris.
3. Latihan tempo melangkah.
Saat latihan baris berbaris yang harus diperhatikan adalah tempo langkah baris berbaris dan
kekompakan untuk melaksanakan sesuai peraturan tempo yang berlaku.
Untuk latihan tempo berjalan maka para pelatih dapat menggunakan tape recorder dan memutar lagulagu
mars sesuai dengan tempo yang berlaku. Saat ini tempo langkah baris berbaris yang berlaku
adalah 120 langkah per menit dengan panjang langkah 65 cm.
Berbaris sambil diiringi lagu-lagu mars akan membuat semua anggota pasukan lebih mudah
menyeragamkan langkah sesuai dengan tempo lagu yang diputar.
Dalam latihan tempo dapat dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan masing-masing kelompok
bergantian melakukan gerakan kombinasi jalan ditempat dan langkah biasa atau langkah tegap.
Dengan latihan kombinasi ini akan mempermudah saat melakukan formasi pengibaran bendera, karena
saat melakukan formasi biasanya gerakan jalan ditempat dan langkah tegap akan saling mengisi
sehingga tempo langkah setiap anggota harus sama dan kompak
Pujian dan Hukuman
Dalam latihan baris berbaris kadang-kadang ada anggota yang melakukan gerakan-gerakan yang sangat
kompak dan bagus dalam melakukan gerakan. Pelatih yang baik akan selalu jeli terhadap semua gerakan
anak didiknya,dan disaat istirahat maka pelatih sebaiknya tidak segan-segan untuk memberikan pujian.
Tetapi apabila ada anggota pasukan yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam melakukan baris berbaris
maka pelatih dalam memberikan hukuman harus jelas arahnya agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Hukuman sebaiknya tidak berupa hukuman phisik yang dilakukan secara langsung misal push up, squat jam
dan lain-lainnya, karena :
Hukuman seperti ini tidak akan berdampak positip bagi anggota karena merugikan kondisi phisik anggota
yang terbuang tenaganya sebab harus menjalani hukuman
Membuang waktu karena ada anggota yang dihukum sehingga anggota yang lain tidak dapat meneruskan
latihan.
Hukuman yang dilakukan sebaiknya bersifat mendidik dan membuat anggota yang melakukan kesalahan
benar-benar merasakan bahwa akibat kesalahan yang dilakukan akan merugikan anggota yang lain.
Jika ada anggota yang sering melakukan kesalahan maka anggota yang bersangkutan dipisah dan secara
individual diberikan arahan dan dikoreksi gerakan-gerakannya. Jika kesalahan dilakukan saat melakukan
gerakan ditempat maka dapat diberi hukuman dengan melakukan gerakan-gerakan yang salah sebanyak 10
kali, dengan cara seperti ini selain akan meningkatkan kemampuan anak didik juga sebagai bentuk latihan
khusus sehingga anggota tersebut dapat lebih memahami kekurangannya dan memperbaiki dengan cepat,
sedang manfaat pelatih dengan memberi hukuman seperti itu maka akan meningkatkan kemampuan
anggotanya secara cepat tanpa merugikan yang lain.
Jika kesalahan dilakukan saat latihan berjalan maka secara personal anggota tersebut dapat diperintah
untuk melakukan langkah tegap secara sendiri/ personal. Dengan cara ini palatih dapat memperhatikan
kemampuan secara individu, sedang bagi anggota yang melakukan baris berbaris sendiri akan menimbulkan
perasaan malu karena telah melakukan kesalahan dan pasti dia akan berusaha untuk tidak mengulanginya
lagi.
Hukuman-hukuman yang berupa push up, squat jam atau hukuman phisik lainnya sudah saatnya
ditinggalkan karena hanya akan merugikan peserta latihan secara keseluruhan dan bersifat kurang
mendidik. Jika ada yang beralasan kalau hukuman tersebut untuk meningkatkan kondisi phisik, maka
pelatih yang mengatakan hal tersebut harus meningkatkan pemahaman tentang latihan baris berbaris yang
benar,sebab saat sudah masuk latihan baris berbaris Paskibraka kondisi phisik peserta harus baik dan
peningkatan kondisi phisik secara instant akan membuat peserta kurang sehat sehingga tidak dapat
berprestasi dengan optimal.
PERATURAN BARIS BERBARIS
1. Pengertian Baris Berbaris
Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi
masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.
2. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
1. Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan
kewajiban
2. Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan
Tujuan dari PBB adalah :
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan
demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan
secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan
sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang
sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya
tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.
3. Aba - aba
1. Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk di
laksanakan secara serentak atau berturut-turut.
2. Macam aba-aba
1. Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.
2. Aba-aba peringatan
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
3. Aba-aba pelaksanaan
1. Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan
serentak atau berturut-turut.
2. Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
1. GERAK
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain
baik dalam berhenti maupun berjalan.
2. JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan
aba-aba peringatan ” maju ”.
3. MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
4. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar
•
1. Sikap Sempurna
1. Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
• o
1. Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan
sudut 60o
2. Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
• o
1. Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan
tidak di naikan.
2. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan
menggenggam tidak terpaksa, rapat di paha.
• o
1. Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
• o
1. Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan,
bernafas wajar.
2. Istirahat
1. Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
•
1.
1. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).
2. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung
tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan
dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di
antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
3. Dapat bergerak.
3. Lencang Kanan / Kiri
1. Hanya dalam bentuk bersaf.
2. aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
3. Pelaksanaan :
• o
1. Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri
menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
2. Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali
penjuru kana / kiri.
3. Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di
sebelah kanan / kiri-nya.
4. Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
Catatan :
1. Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut
pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2. Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan
tangan.
3. Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka kembali ke depan.
4. Setengah Lencang Kanan / Kiri
1. Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang (
bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di
sebelahnya.
2. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya
rapat satu sama lain di sebelah depan.
3. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.
5. Lencang Depan
1. Hanya dalam bentuk banjar.
2. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
3. Pelaksanaan :
•
1. Penjuru tetap sikap sempurna.
2. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke
depan.
3. Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke
atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
4. Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan
kembali ke sikap sempurna.
6. Berhitung
1. Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke
kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor,
sambil memalingkan muka ke depan.
3. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke
belakang.
5. Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
7. Perubahan Arah
1. Hadap kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri
berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2. Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
2. Hadap serong kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
b. Pelaksanaan :
•
1. Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2. Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
3. Balik kanan
a. Aba-aba : ” Balik kanan - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki
kanan.
2. Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o.
3. Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.
8. Membuka / Menutup Barisan
1. Buka barisan
a. Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah ke samping kanan /
kiri, sedangkan regu tengah tetap.
9. Bubar
1. Aba-aba : ” Bubar jalan ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat ( sesuai PPM )
2. Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua
hitungan dalam hati, mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan
bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar.
10. Berhimpun
1. Aba-aba : ” Berkumpul - MULAI ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri bebas,dengan jarak
tiga langkah
2. Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.
11. Berkumpul
1. Berkumpul bersaf
1. Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
2. Pelaksanan :
•
1. Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4
langkah di depannya.
2. Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri
( lencang kanan )
3. Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus, memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus
”
4. Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap
sempurna
5. Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih
dahulu.
2. Berkumpul Berbanjar
a. Aba- aba : ” Berbanjar kumpul MULAI ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4
langkah di depannya.
2. Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
3. Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat
dengan perkataan ” Lurus ”
4. Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap
sempurna.
5. Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih
dahulu.
12. Meninggalkan Barisan
1. Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan
•
1. Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
2. Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna.
3. Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
2. Bila anggota yang akan minta izin
•
1. Mengambil sikap sempurna dahulu
2. Mengangkat tangan kanannya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan )
3. Menyampaikan maksudnya.
4. Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya.
a. Panjang, Tempo Dan Macam Langkah
1. Langkah dapat di bedakan sbb :
Macam Langkah Panjang Tempo
•
1. a. Langkah biasa 70 cm 96 menit
2. b. Langkah tegap 70 cm 96 menit
3. c. Langkah perlahan 40 cm 30 menit
4. d. Langkah ke samping 40 cm 70 menit
5. e. Langkah ke belakang 40 cm 70 menit
6. f. Langkah ke depan 60 cm 70 menit
7. g. Langkah di waktu lari 80 cm 165 menit
2. Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit
b. Maju Jalan
1. Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Maju Jalan ”
b. Pelakasanaan :
•
1. Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah
setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah,
selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2. Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan
90o lengan kiri 30o
3. Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke depan
45o dan ke belakang 300
4. Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.
c. Langkah Biasa
•
1. Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.
2. Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di
seret ).
3. Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
4. Langkah kaki seperti jalan biasa.
5. Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
6. Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
7. Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari
menghadap ke atas.
d. Langkah Tegap
1. Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa
dengan cara kaki di hentakan terus menerus.
2. Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat
tinggi.
3. Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka, hingga jari-jari
lurus dan rapat.
4. Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300.
2. Dari Langkah Biasa
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah
2. Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan bersamaan dengan
hentakan kaki.
3. Kembali ke langkah biasa
a. Aba-aba : ” Langkah Biasa JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah.
2. Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan kembali
menggenggam.
• 1. Catatan : Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba peringatan :
Langkah tegap / biasa jalan pada perubahan langkah.
e. Langkah Perlahan
1. Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran.
a. Aba-aba : ” Langkah perlahan maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul
dengan kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki
kiri, kemudian di lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri.
•
1. Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.
2. Berhenti dari langkah perlahan
a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama langkah
biasa dan kembali sikap sempurna.
f. Langkah Kesamping / Kebelakang / Depan
1. Aba-aba..........Langkah ke samping/Kebelakang/Kedepan – JALAN
2. Pelaksanaan :
1.
a. Kaki kanan / kiri di langkahkan ke samping / kekanan / kedepan sepanjang /
sesuai ketentuan.
b. Selanjutnya kaki kiri / kanan di rapatkan pada kaki kanan / kiri.
c. Badan tetap pada sikap sempurna, tangan tidak melenggang.
d. Hanya boleh dilakukan sebanyak – banyaknya 4 langkah.
e. Khusus untuk langkah ke depan, gerakan dilakukan dengan langkah tegap.
g. Langkah di Waktu Lari
1. Dari sikap sempurna :
a. Aba-aba : ” Langkah Maju-JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Pada aba-aba peringatan, kedua tangan di kepalkan dengan lemas di letakan di
pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua
siku sedikit ke belakang.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, di mulai lari dengan menghentakan kaki setengah
langkah dan selanjutnya lari menurut panjang langkah.
2. Dari Langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Lari – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
1. Pada aba-aba peringatan, sama dengan di atas.
2. 2. Pada aba-aba pelaksanaan, di berikan pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah di
tambah satu langkah.
3. Kembali ke langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Langkah biasa – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah tiga lankah kemudian berjalan
biasa, di mulai dengan kaki kiri di hentakan, bersamaan dengan itu kedua lengan di
lenggangakan.
4. Berhenti dari berlari
1. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah tiga Langkah,
selanjutnya kaki di rapatkan, kedua di turunkan, kembali bersikap sempurna.
h. Ganti Langkah
1. Aba-aba : ” Ganti Langkah JALAN ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Gerakan dapat di lakukan pada waktu langkah biasa / tegap.
2. Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
3. Ujung kaki kanan / kiri yang sedang di belakang di rapatkan dengan tumit kaki
sebelahnya.
4. Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa di rapatkan di paha.
5. Selanjutnya di sesuaikan dengan langkah baru.
6. Gerakan ini di lakukan dalam satu hitungan.
i. Jalan di Tempat
1. Dari sikap sempurna :
1. Aba-aba : ” Jalan ditempat – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
* Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti – ganti diangkat hingga paha rata-rata.
* Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai langkah biasa.
* Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan lengan di rapatkan pada badan ( tidak
melenggang )
2. Dari Langkah Biasa :
1. Aba-aba : ” Jalan di tempat – Gerak ”
2. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah kemudian
jalan di tempat.
3. Dari Jalan di Tempat ke Langkah Biasa :
1. Aba-aba ; ” Maju – JALAN ”
2. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah dan mulai berjalan
dengan menghentakan kaki kiri setengah langkah ke depan.
4. Dari Jalan di Tempat ke Berhenti :
1. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah, selanjutnya
kaki kanan / kiri di rapatkan.
J. Berhenti
1. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah di tambah satu langkah, selanjutnya
kaki kanan / kiri dirapatkan.
k. Hormat Kanan / Kiri
1. Gerakan Hormat kanan / kiri
1. Aba-aba hormat kanan kiri – GERAK ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Gerakan dilakukan pada waktu langkah tegap.
2. Di berikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah
3. langkah berikutnya di hentakan.
4. Bersamaan dengan itu tangan kanan diangkat ke arah pelipis ( PPM ) kepala di
palingkan dan pandangan mata di arahkan kepada yang di beri hormat sampai
450 hingga ada aba-aba ”Tegak gerak ”
5. Penjuru kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara arah.
6. Lengan kiri tidak melenggang, rapat pada badan, pada waktu menyampaikan
penghormatan.
2. Gerakan Selesai Menghormat :
1. Aba-aba : ” Tegak - GERAK ”
2. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, ditambah satu langkah, langkah
berikutnya di hentakan.
Bersamaan dengan itu lengan kanan maupun kiri kembali melenggang, pandangan
kembali kedepan.
l. Perubahan Arah Dari Berhenti ke Berjalan
1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan :
1. Aba-aba : ” Hadap Kanan / Kiri ” Maju - JALAN ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Membuat gerakan hadap kanan / kiri.
2. Pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan
seperti gerakan maju jalan.
2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan
1. Aba-aba : ” Hadap Serong kanan / kiri – JALAN ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Membuat gerakan hadap serong kanan / kiri
2. Gerakan selanjutnya sama sepetri diatas
3. Balik Kanan Maju Jalan
1. Aba-aba : ” Balik Kanan maju – JALAN ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Membuat gerakan balik Kanan
2. Gerakan selanjutnya sama seperti di atas.
4. Ke Belok Kanan / Kiri Maju Jalan :
1. Aba-aba : ” Belok kanan / kiri maju - JALAN ”
2. Pelaksanaan :
•
1. Penjuru merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai berjalan ke arah tertentu.
2. Anggota lainnya mengikuti.
j. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berjalan
1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan.
2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan.
3. Ke Balik kanan maju jalan.
1. Aba-aba disesuaikan
2. Pelaksanaan :
1.
a. Aba-aba pelaksanaan jatuh pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah
satu langkah.
b. Melakukan gerakan-gerakan hadap kanan / kiri hadap serong kanan / kiri, balik
kanan / kiri.
c. Gerakan selanjutnya, pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan,
tetapi dilangkahkan.
4. Ke Belok Kanan / Kiri
a. Aba-aba : ” Belok kanan / Kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah.
b. Penjuru depan merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai jalan ke arah yang
baru.
c. Anggota lainnya mengikuti.
Catatan :
1.
a. Aba-aba : ” Dua kali belok kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
•
a. # Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
b. # Setelah dua langkah berjalan, kemudian melakukan gerakan belok kanan / kiri
– jalan.
2.
a. Aba-aba : ” Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan / kiri - JALAN”
b. Pelaksanaan :
•
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
b. Setelah dua langkah berjalan, tiap-tiap banjar melakukan belok kanan / kiri, pada
tempat dimana aba- aba di berikan.
c. Perubahan arah 1800.
k. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berhenti
1. Ke hadap kanan / kiri berhenti
2. Ke hadap serong kanan / kiri berhenti
3. Ke balik kanan berhenti
a. Aba-aba Hadap kanan / kiri – henti GERAK
•
a. Hadap serong kanan / kiri henti GERAK
b. Balik kanan henti – GERAK
b. Pelaksanaan :
•
a. Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu
tanah.
b. Melakukan hadap kanan / kiri, hadap serong kanan / kiri, balik kanan.
c. Pada hitungan ketiga, kaki kanan / kiri di rapatkan,kembali ke sikap sempurna.
l. Haluan Kanan / Kiri
Gerakan ini hanya dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa merubah bentuk.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Halauan Kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1.
a. Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di tempat,dengan merubah
arah secara perlahan-lahan sampai 900.
b. Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya, hingga
merubah arah 900, kemudian berjalan di tempat.
c. Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”
LURUS ”.
d. Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti – Gerak .
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
1.
a. Gerakan seperti tersebut di atas
b. Setelah aba-aba ” Maju – Jalan ” ,pasukan mulai berjalan.( aba-aba di berikan
Komandan ).
3. Berjalan ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri – jalan ”
b. Pelaksanaan :
1.
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
b. Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat
”LURUS”.
c. Pelatih memberi aba-aba ” Henti – Jalan ”
4. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju - Jalan ”
b. Pelaksanaan :
1.
a. Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
b. Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat
”LURUS”.
c. Pelatih memberi aba-aba ” Maju – Jalan ”
d. Seluruhnya melaksanakan berjalan.
m. Melintang Kanan / Kiri
Gerakan ini di lakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf
dengan arah tetap.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri, kemudian barisan mebuat
gerakan Haluan kiri / kanan.
2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
•
a. Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri kemudian
barisan membuat gerakan haluan kanan / kiri.
b. Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
3. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan ”
b. Pelaksanaan :
•
a. Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan
haluan kiri / kanan.
b. Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.
4. Berhenti ke Berhenti
a. aba-aba : ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
•
a. Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan
haluan kiri / kanan.
b. Setelah aba-aba Henti – Gerak, seluruhnya kembali ke sikap sempurna.
0 komentar: to “ Peraturan Baris Berbaris ”
Posting Komentar