Waktu

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)  

Senin, 08 Juni 2009

( Bag. I )
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
Apa itu Baris Baerbaris ?
1. Baris Berbaris
a. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b. Maksud dan tujuan
1) Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab.
2) Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3) Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4) Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
5) Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
1. Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba petunjuk
2) Aba-aba peringatan
3) Aba-aba pelaksanaan
1. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat – GERAK
b) Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK
2. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan – GERAK
(bukan lancang kanan)
b) Istirahat di tempat – GERAK (bukan ditempat istirahat)
3. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
a) GERAK
b) JALAN
c) MULAI
a. GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
-jalan ditempat -GERAK
-siap -GERAK
-hadap kanan -GERAK
-lencang kanan -GERAK
b. JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
-haluan kanan/kiri - JALAN
-dua langkah ke depan -JALAN
-satu langkah ke belakang - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-maju - JALAN
-haluan kanan/kiri - JALAN
-hadap kanan/kiri maju - JALAN
-melintang kanan/kiri maju -J ALAN
Tentang istilah: “maju”
• Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti.
• Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
• Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
• Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
• Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
-hitung -MULAI
-tiga bersaf kumpul -MULAI
4. Cara memberi aba-aba
a) Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
• Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
• Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c) Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
• Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g) Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
h) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
Baris Berbaris (Bag.II)

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. II )
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
1. Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar
a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap – GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm)
2) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
b) Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c) Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan
c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri
2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a) Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping.
b) Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
d. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
e. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
2) Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba.
3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
f. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1) Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
3) Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4) Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.
5) Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing.
6) Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.
1. Perubahan Arah
(dalam keadaan berhenti)
a) Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2) Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c) Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3) Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
• Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna
• Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
d) Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul – MULAI
Pelaksanannya :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3) Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
4) Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e) Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat – GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap sempurna.
Baris Berbaris (Bag.III)

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. III )
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a) Bubar
Aba-aba : Bubar – JALAN
Pelaksanaannya;
Pemberian aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu bubar.
b) Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat – GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
c) Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah
Macam langkah Panjangnya Tempo
1. Langkah biasa 65cm 120 tiap menit
2. Langkah tegap 65cm 120 tiap menit
3. Langkah perlahan 40cm 30 tiap menit
4. Langkah kesamping 40cm 70 tiap menit
5. Langkah ke belakang 40cm 70 tiap menit
6. Langkah ke depan 60cm 70 tiap menit
7. Langkah di waktu lari 80cm 165 tiap menit
A. MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2) Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.
Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B. LANGKAH BIASA
1) Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2) Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.
C. LANGKAH TEGAP
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan :
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D. LANGKAH PERLAHAN
1) Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a) Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b) Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c) Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
• Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.
• Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih khidmat.
2) Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya :
E. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
F. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
G. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
H. LANGKAH DI WAKTU LARI
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
I. LANGKAH MERDEKA
1) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan.
2) Kembai ke langkah biasa
Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn langkah. Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
3) Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
J. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitunga

AddThis Social Bookmark Button


KARAKTERISTIK SISWA  

Jumat, 05 Juni 2009

Seandainya saja anda dianggap tidak pernah mengenal tentang proses mendesain instruksi pembelajaran, dan anda mulai mengajar pada pertemuan awal. Anda telah mempersiapkan banyak tugas untuk mengembang unit pertama ini untuk meyakinkan para siswa tentang pentingnya mata pelajaran yang anda ajarkan. Pembelajaran tersebut berisikan tentang materi yang rinci secara statistik dari penelitian terakhir dan keterangan yang kompleks. Saat anda mengajar, sebagian siswa memperhatikan sebagian lagi asyik main teka-teki dan sebagian lainnya mengerjakan sesuatu. Apa yang salah? Mungkin anda tidak mengetahui terlebih dahulu siapa siswa anda. Bagaimana tingkat kesiapan mereka, tingkat motivasinya atau keadaan lainnya yang mempengaruhi kesuksesan dalam belajar.
Salah satu unsur kunci dalam proses mendesain pembelajaran yang telah disebutkan di Bab. I adalah kebutuhan untuk mempertimbangkan siapa siswa yang akan menerima suatu program. Jelasnya, ukuran kesuksesanan perencanaan pembelajaran tergantung pada tingkat pembelajaran yang bisa diselesaikan oleh siswa yang bersangkutan. Setiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda dan hal ini berpengaruh pada unsur tertentu dalam penyusunan rencana pembelajaran. Suatu hal yang essensial dalam awal perencanaan, untuk memberikan perhatian pada karakteristik, kemampuan, dan pengalaman dari siswa, baik sebagai kelompok maupun individu.
Informasi Akademik
Kemungkinan hal yang paling mudah diperoleh dan paling sering digunakan sebagai informasi tentang siswa adalah catatan akademik. Catatan ini termasuk :

1. Nilai dan tingkat pelatihan apa yang telah diselesaikan dan mata pelajaran utama yang telah dipelajari.

2. Nilai rata-rata dari pelajaran akademik.

3. Skor tes kemampuan yang standar dalam hal ini intelegensi dan dalam bidang keahlian dasar seperti membaca, menulis dan matematika.

4. Kursus-kursus khusus atau lanjutan yang telah diselesaikan yang berhubungan dengan mata pelajaran utama dari suatu pelatihan.

Jadi, ada hubungan yang dekat antara kumpulan informasi tentang karakteristik siswa dan data yang diperoleh dari tes sebelumnya.

Karakteristik Personal Dan Sosial
Sebagai tambahan dalam informasi akademik, sangat diperlukan untuk mengetahui karakteristik sosial dan pribadi dari siswa dimana program ini direncanakan. Dalam rangka merancang prosedur pembelajaran untuk seseorang, seorang instruktur perlu informasi berikut tentang siswanya, yaitu :

1. Umur dan tingkat kedewasaan .

2. Motivasi dan sikap terhadap pelajaran.

3. Harapan dan aspirasi untuk bekerja (jika tepat/pantas).

4. Pekerjaan sekarang dan sebelum, serta pengalaman kerja (jika ada).

5. Bakat khusus.

6. Ketrampilan yang berhubungan dengan mesin.

Kemampuan bekerja dalam kondisi lingkungan yang bervariasi-suara, diluat ruangan atau outdoor dan lain-lain.

Karakteristik Siswa Yang Non Konvensional
Perbedaan secara sosial dan budaya juga harus diperhatikan karena ini bisa berdampak pada tanggung jawab individu dalam mengerjakan tugas dan kegiatan-kegiatan kreatif lainnya. Sekelompok siswa mungkin saja termasuk anggota-anggota dari kebudayaan etnik dengan latar belakang dan kelakuan yang berbeda. Perhatian khusus juga harus diberikan pada siswa yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda khususnya dalam hal pemilihan materi dalam rangka mendukung tujuan pembelajaran. Untuk membangun kepercayaan diri pada mereka yang berbeda latar belakang budaya dan jenis pendidikan maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Memberikan insentif berupa pendekatan pribadi, bantuan dana atau kebebasan melanjutkan studi.
2. Melakukan proyek kerjasama, karena banyak siswa-siswa kelompok minoritas butuh bantuan orang lain dan kelompok untuk berkolaborasi.

3. Menerapkan lebih banyak pada topik-topik rasa daripada verbal.

4. Memberikan lebih banyak contoh sebagai ilustrasi.

5. Memberikan lebih banyak waktu belajar dan mengerjakan tugas dari biasanya terutama untuk praktek.

6. Memberikan kesempatan untuk memonitor pencapaian dan keberhasilan dalam belajar.

Pertimbangan-pertimbangan diatas nampaknya sederhana, namun sangat penting bagi pelajar. Apalagi hal ini sangat penting untuk mempersiapkan pengajaran bagi pelajar. Apalagi hal ini sangat penting untuk mempersiapkan pengajaran bagi pelajar yang punya latar belakang budaya yang berbeda dari pengajar.



Para Siswa Dengan Ketidakmampuan
Siswa yang termasuk kategori "tidak mampu" adalah siswa atau individu dengan ketidakmampuan secara fisik dan lainnya seperti ketidakmampuan dalam pendengaran dan kehilangan penglihatan, ketidaksempurnaan pengucapan dan keterbelakangan mental. Setiap siswa yang tidak mampu ini mempunyai keterbatasan yang unik dan membutuhkan perhatian khusus. Sementara ada juga siswa yang cacat yang bisa bergabung dengan kelas reguler dan beberapa lainnya tidak bisa bergabung. Banyak siswa yang tidak mampu ini membutuhkan pelatihan dan perhatian khusus, oleh karena itu sebuah program pembelajaran mungkin membutuhkan modikasi yang ekslusif supaya bisa melayani siswa-siswa tersebut dengan tepat. Seorang spesialis yang mampu bekerja dengan siswa dengan ketidakmampuan ini juga harus merupakan bagian dari rencana pembelajaran ini.



Siswa Dewasa
Siswa dewasa yang dimaksud disini adalah siswa yang kembali ke kampus atau universitas, terlibat dengan program pendidikan siswa dewasa dan berpartisipasi dalam pelatihan-pelatihan atau pelatihan kembali untuk mendapat ilmu/keahlian baru dalam bidang bisnis, industri, kesehatan, pemerintahan dan militer. Berikut adalah beberapa ciri-ciri mereka :

1. Siswa dewasa memasuki sebuah pelatihan atau program dengan tingkat motivasi yang tinggi untuk belajar. Mereka menghargai suatu program yang disusun secara sistematis dengan tujuan-tujuan yang jelas.

2. Siswa dewasa ingin tahu bagaimana pengajaran yang memberi keuntunagn bagi mereka. Mereka menghargai materi yang relevan dan mereka dengan cepat menangkap penggunaan yang praktis dari materi yang mereka dapat.

3. Waktu bagi mereka sangat penting. Mereka menghargai kelas yang mulai dan berakhir tepat waktu.

4. Orang dewasa menghargai instruktur yang berpengalaman dibidangnya dan menyajikan dengan baik. Siswa akan mudah mengenali instruktur yang kurang persiapan.

5. Siswa dewasa membawa pengalaman kerja mereka kekelas. Pengalaman ini seharusnya bisa menjadi sumber utama dengan membantu sesama dengan menghubungkan materi yang sedang dipelajari.

6. Sebagian besar siswa dewasa mandiri sementara sebagian lain tidak percaya diri atau butuh penguatan, mereka cenderung menganggap instruktur sebagai fasilitator untuk memandu dan membantu daripada sebagai pemimpin yang otoritas.

7. Siswa dewasa ingin terlibat dalam membuat keputusan.

8. Siswa dewasa mungkin kurang fleksibel dibanding siswa yang lebih muda. Kebisaan mereka sudah bersifat rutin, mereka tidak ingin dipermalukan. Sebelum mereka menerima sesuatu yang berbeda, mereka ingin paham dulu keuntungan dari hal tersebut.

9. Siswa dewasa suka bekerja dalam kelompok dan bersosialisasi bersama. Kegiatan kelompok kecil dan atmosfir atau keadaan untuk beriteraksi ditentukan pada saat istirahat.

Gaya Belajar
Beberapa pelajar mempunyai metode tertentu dalam belajar yang lebih efektif dan yang lainnya. Beberapa dari mereka bisa belajar lebih baik dari pendekatan rasa dan yang lainnya bisa merasa lebih baik dengan pendekatan fisik dan mengutak atik objek-objek tertentu. Dengan mengetahui keunikan tiap-tiap individu ini bisa membantu rencana pembelajaran yang efektif. Ada dua informasi yang berhubungan dengan gaya belajar ini yaitu kondisi belajar dan gaya belajar kognitif.

Kondisi Belajar
Banyak faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, menyerap dan menangkap informasi. Contohnya generasi muda bisa belajar sambil mendengarkan musik dengan volume yang tinggi dan dekat radio. Mereka merasa nyaman dengan latar suara yang heboh dan mengabaikannya ketika mereka belajar.

Dunn dan Dunn (1978) sudah merancang sebuah daftar gaya belajar bagi siswa usia sekolah dan instrumen yang kedua untuk pelajar dewasa. Pertanyaan-pertanyaan berikut berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap individu (diterima atau ditolak). Hasilnya sebuah analisis tentang kondisi dimana seseorang lebih suka belajar, evaluasi tentang kecenderungan individu meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Lingkungan fisik langsung, yang berhubungan dengan suara, cahaya, dan tingkat suhu, dan susunan perabotan.

2. Emosional individu yang berhubungan dengan motivasi, tanggung jawab, dan ketetapan dalam menyelesaikan sebuah tugas.

3. Kebutuhan sosiologi individu yang berhubungan dengan mandiri, suka kerja kelompok atau dengan pasangan dan gabungan keduanya (mandiri dan kelompok).

4. Kebutuhan fisik individu yang berhubungan kecenderungan persepsi, kebutuhan mobilitas dan penggunaan waktu sehari-hari.

Berikut ini contoh reaksi/jawaban siswa terhadap pernyataan diatas :

*Saya suka belajar kalau situasinya tenang.

*Saya paling bisa konsentrasi ketika saya merasa tenang.

*Saya sangat suka membentuk sesuatu dengan tangan saya.

*Susah bagi saya untuk duduk disatu tempat untuk waktu yang lama.

*Saya suka belajar dimeja.

*Sesuatu yang paling saya ingat adalah sesuatu yang saya baca.

*Saya dapat menghiraukan suara apapun pada saat belajar.

*Saya suka belajar sendiri.

*Sesuatu yang paling saya ingat adalah sesuatu yang saya dengar.

*Ketika saya mampu, saya akan mengerjakan PR pada sore hari.

Gaya Belajar Kognitif
Ini merupakan sebuah pendekatan untuk mengetahui kecenderungan seseorang dalam belajar. Individu-individu itu dikelompokkan dalam sejumlah skala berdasarkan bagaimana mereka menerima dan memproses informasi. Felder dan Silverman (1988) mengembangkan satu set kategori untuk sebuah analisis :

1. Bagaimana informasi itu diterima dengan baik

*Penglihatan à melalui gambar, diagram, demonstrasi

*Pendengaran à melalui kata-kata dan suara-suara

2. Tipe informasi yang cenderung diterima

*Sensory (external) à melalui penglihatan, suara, sensasi fisik

*Intuitif → melalui pengamatan yang dalam

3. Bagaimana informasi itu disusun

*Induktif → dari fakta-fakta dan observasi ke prinsip

*Deduktif → dari prinsip ke aplikasi dan konsekuensi

4. Bagaimana informasi itu diproses

*Secara aktif → terlibat secara fisik atau diskusi

*Secara reflektif → intropeksi.

5. Bagaimana kemajuan dalam memahami sesuatu

*Secara berurutan ® serentetan langkah yang berurutan

*Secara global/menyeluruh → lompatan besar atau holistik

Setelah mengetahui hal-hal diatas, berikut ini beberapa teknik untuk diterapkan secara umum yang dikemukakan oleh Felder dan Silverman (1988) :

1. Hubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan apa yang telah ada sebelumnya dan apa yang akan datang (induktif/global).

2. Sediakan keseimbangan informasi yang konkret yang abstrak (sensori/intuitif).

3. Materi yang menekankan pada metoda penyelesaian masalah (merasakan/aktif) dengan materi yang menekankan pada pemahaman mendasar (intuitif/reflektif).

4. Gunakan gambar, skema dan sketsa sederhana seiring dengan informasi yang bersifat verbal (sensory/aktif).

5. Berikan demonstrasi (merasakan/penglihatan), aktifitas tangan (aktif), dan pelajaran komputer dasar (merasakan/aktif).

6. Gunakan waktu jeda pada presentasi untuk siswa dapat memikirkan tentang hal yang mereka katakan (reflektif).

7. Memberikan latihan yang menyediakan praktek (merasakan/aktif/berurutan).

8. Memberikan permasalahan yang terbuka dan latihan yang meminta analisis dan sintesis (intuitif/reflektif/global)

9. Berikan siswa kesempatan untuk bekerja bersama dan kegiatan grup (aktif).

10. Berikan contoh-contoh yang kongkret tentang bagaimana sebuah teori menggambarkan atau memprediksi kejadian (merasakan/induktif) kemudian mengembangkan teori atau memformulasikan model (intuitif/induktif/berurutan), tunjukkan bagaimana teori dapat disahkan dan menyimpulkan konsekuensisnya (deduktif).

11. Mengenal pemecahan kreatif dari siswa (intuitif/global).



Kesimpulan
Catatan akademik menggambarkan tentang keberadaan dan kualitas sekolah atau pelatihan yang sudah diterima siswa. Petunjuk tentang karakteristik sosial dan personal bisa didapat melalui observasi, interview, dan questioner. Siswa yang non konvensional termasuk ketidakmampuan, perbedaan budaya dan siswa dewasa. Mengetahui gaya belajar masing-masing siswa, perencanaan pembelajaran bisa mengembangkan metode pembelajaran alternatif dan sumber-sumber yang bervariasi.







Daftar Kepustakaan
Kemp. J.E, Morrison, G.R. ,& Ross, S.M. 1994. Designing Effective Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company.

KARAKTERISTIK SISWA
Seandainya saja anda dianggap tidak pernah mengenal tentang proses mendesain instruksi pembelajaran, dan anda mulai mengajar pada pertemuan awal. Anda telah mempersiapkan banyak tugas untuk mengembang unit pertama ini untuk meyakinkan para siswa tentang pentingnya mata pelajaran yang anda ajarkan. Pembelajaran tersebut berisikan tentang materi yang rinci secara statistik dari penelitian terakhir dan keterangan yang kompleks. Saat anda mengajar, sebagian siswa memperhatikan sebagian lagi asyik main teka-teki dan sebagian lainnya mengerjakan sesuatu. Apa yang salah? Mungkin anda tidak mengetahui terlebih dahulu siapa siswa anda. Bagaimana tingkat kesiapan mereka, tingkat motivasinya atau keadaan lainnya yang mempengaruhi kesuksesan dalam belajar.

Salah satu unsur kunci dalam proses mendesain pembelajaran yang telah disebutkan di Bab. I adalah kebutuhan untuk mempertimbangkan siapa siswa yang akan menerima suatu program. Jelasnya, ukuran kesuksesanan perencanaan pembelajaran tergantung pada tingkat pembelajaran yang bisa diselesaikan oleh siswa yang bersangkutan. Setiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda dan hal ini berpengaruh pada unsur tertentu dalam penyusunan rencana pembelajaran. Suatu hal yang essensial dalam awal perencanaan, untuk memberikan perhatian pada karakteristik, kemampuan, dan pengalaman dari siswa, baik sebagai kelompok maupun individu.



Informasi Akademik
Kemungkinan hal yang paling mudah diperoleh dan paling sering digunakan sebagai informasi tentang siswa adalah catatan akademik. Catatan ini termasuk :

1. Nilai dan tingkat pelatihan apa yang telah diselesaikan dan mata pelajaran utama yang telah dipelajari.

2. Nilai rata-rata dari pelajaran akademik.

3. Skor tes kemampuan yang standar dalam hal ini intelegensi dan dalam bidang keahlian dasar seperti membaca, menulis dan matematika.

4. Kursus-kursus khusus atau lanjutan yang telah diselesaikan yang berhubungan dengan mata pelajaran utama dari suatu pelatihan.

Jadi, ada hubungan yang dekat antara kumpulan informasi tentang karakteristik siswa dan data yang diperoleh dari tes sebelumnya.

Karakteristik Personal Dan Sosial
Sebagai tambahan dalam informasi akademik, sangat diperlukan untuk mengetahui karakteristik sosial dan pribadi dari siswa dimana program ini direncanakan. Dalam rangka merancang prosedur pembelajaran untuk seseorang, seorang instruktur perlu informasi berikut tentang siswanya, yaitu :

1. Umur dan tingkat kedewasaan .

2. Motivasi dan sikap terhadap pelajaran.

3. Harapan dan aspirasi untuk bekerja (jika tepat/pantas).

4. Pekerjaan sekarang dan sebelum, serta pengalaman kerja (jika ada).

5. Bakat khusus.

6. Ketrampilan yang berhubungan dengan mesin.

Kemampuan bekerja dalam kondisi lingkungan yang bervariasi-suara, diluat ruangan atau outdoor dan lain-lain.



Karakteristik Siswa Yang Non Konvensional
Perbedaan secara sosial dan budaya juga harus diperhatikan karena ini bisa berdampak pada tanggung jawab individu dalam mengerjakan tugas dan kegiatan-kegiatan kreatif lainnya. Sekelompok siswa mungkin saja termasuk anggota-anggota dari kebudayaan etnik dengan latar belakang dan kelakuan yang berbeda. Perhatian khusus juga harus diberikan pada siswa yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda khususnya dalam hal pemilihan materi dalam rangka mendukung tujuan pembelajaran. Untuk membangun kepercayaan diri pada mereka yang berbeda latar belakang budaya dan jenis pendidikan maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Memberikan insentif berupa pendekatan pribadi, bantuan dana atau kebebasan melanjutkan studi.

2. Melakukan proyek kerjasama, karena banyak siswa-siswa kelompok minoritas butuh bantuan orang lain dan kelompok untuk berkolaborasi.

3. Menerapkan lebih banyak pada topik-topik rasa daripada verbal.

4. Memberikan lebih banyak contoh sebagai ilustrasi.

5. Memberikan lebih banyak waktu belajar dan mengerjakan tugas dari biasanya terutama untuk praktek.

6. Memberikan kesempatan untuk memonitor pencapaian dan keberhasilan dalam belajar.

Pertimbangan-pertimbangan diatas nampaknya sederhana, namun sangat penting bagi pelajar. Apalagi hal ini sangat penting untuk mempersiapkan pengajaran bagi pelajar. Apalagi hal ini sangat penting untuk mempersiapkan pengajaran bagi pelajar yang punya latar belakang budaya yang berbeda dari pengajar.



Para Siswa Dengan Ketidakmampuan
Siswa yang termasuk kategori "tidak mampu" adalah siswa atau individu dengan ketidakmampuan secara fisik dan lainnya seperti ketidakmampuan dalam pendengaran dan kehilangan penglihatan, ketidaksempurnaan pengucapan dan keterbelakangan mental. Setiap siswa yang tidak mampu ini mempunyai keterbatasan yang unik dan membutuhkan perhatian khusus. Sementara ada juga siswa yang cacat yang bisa bergabung dengan kelas reguler dan beberapa lainnya tidak bisa bergabung. Banyak siswa yang tidak mampu ini membutuhkan pelatihan dan perhatian khusus, oleh karena itu sebuah program pembelajaran mungkin membutuhkan modikasi yang ekslusif supaya bisa melayani siswa-siswa tersebut dengan tepat. Seorang spesialis yang mampu bekerja dengan siswa dengan ketidakmampuan ini juga harus merupakan bagian dari rencana pembelajaran ini.



Siswa Dewasa
Siswa dewasa yang dimaksud disini adalah siswa yang kembali ke kampus atau universitas, terlibat dengan program pendidikan siswa dewasa dan berpartisipasi dalam pelatihan-pelatihan atau pelatihan kembali untuk mendapat ilmu/keahlian baru dalam bidang bisnis, industri, kesehatan, pemerintahan dan militer. Berikut adalah beberapa ciri-ciri mereka :

1. Siswa dewasa memasuki sebuah pelatihan atau program dengan tingkat motivasi yang tinggi untuk belajar. Mereka menghargai suatu program yang disusun secara sistematis dengan tujuan-tujuan yang jelas.

2. Siswa dewasa ingin tahu bagaimana pengajaran yang memberi keuntunagn bagi mereka. Mereka menghargai materi yang relevan dan mereka dengan cepat menangkap penggunaan yang praktis dari materi yang mereka dapat.

3. Waktu bagi mereka sangat penting. Mereka menghargai kelas yang mulai dan berakhir tepat waktu.

4. Orang dewasa menghargai instruktur yang berpengalaman dibidangnya dan menyajikan dengan baik. Siswa akan mudah mengenali instruktur yang kurang persiapan.

5. Siswa dewasa membawa pengalaman kerja mereka kekelas. Pengalaman ini seharusnya bisa menjadi sumber utama dengan membantu sesama dengan menghubungkan materi yang sedang dipelajari.

6. Sebagian besar siswa dewasa mandiri sementara sebagian lain tidak percaya diri atau butuh penguatan, mereka cenderung menganggap instruktur sebagai fasilitator untuk memandu dan membantu daripada sebagai pemimpin yang otoritas.

7. Siswa dewasa ingin terlibat dalam membuat keputusan.

8. Siswa dewasa mungkin kurang fleksibel dibanding siswa yang lebih muda. Kebisaan mereka sudah bersifat rutin, mereka tidak ingin dipermalukan. Sebelum mereka menerima sesuatu yang berbeda, mereka ingin paham dulu keuntungan dari hal tersebut.

9. Siswa dewasa suka bekerja dalam kelompok dan bersosialisasi bersama. Kegiatan kelompok kecil dan atmosfir atau keadaan untuk beriteraksi ditentukan pada saat istirahat.



Gaya Belajar
Beberapa pelajar mempunyai metode tertentu dalam belajar yang lebih efektif dan yang lainnya. Beberapa dari mereka bisa belajar lebih baik dari pendekatan rasa dan yang lainnya bisa merasa lebih baik dengan pendekatan fisik dan mengutak atik objek-objek tertentu. Dengan mengetahui keunikan tiap-tiap individu ini bisa membantu rencana pembelajaran yang efektif. Ada dua informasi yang berhubungan dengan gaya belajar ini yaitu kondisi belajar dan gaya belajar kognitif.

Kondisi Belajar
Banyak faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, menyerap dan menangkap informasi. Contohnya generasi muda bisa belajar sambil mendengarkan musik dengan volume yang tinggi dan dekat radio. Mereka merasa nyaman dengan latar suara yang heboh dan mengabaikannya ketika mereka belajar.

Dunn dan Dunn (1978) sudah merancang sebuah daftar gaya belajar bagi siswa usia sekolah dan instrumen yang kedua untuk pelajar dewasa. Pertanyaan-pertanyaan berikut berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap individu (diterima atau ditolak). Hasilnya sebuah analisis tentang kondisi dimana seseorang lebih suka belajar, evaluasi tentang kecenderungan individu meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Lingkungan fisik langsung, yang berhubungan dengan suara, cahaya, dan tingkat suhu, dan susunan perabotan.

2. Emosional individu yang berhubungan dengan motivasi, tanggung jawab, dan ketetapan dalam menyelesaikan sebuah tugas.

3. Kebutuhan sosiologi individu yang berhubungan dengan mandiri, suka kerja kelompok atau dengan pasangan dan gabungan keduanya (mandiri dan kelompok).

4. Kebutuhan fisik individu yang berhubungan kecenderungan persepsi, kebutuhan mobilitas dan penggunaan waktu sehari-hari.

Berikut ini contoh reaksi/jawaban siswa terhadap pernyataan diatas :

*Saya suka belajar kalau situasinya tenang.

*Saya paling bisa konsentrasi ketika saya merasa tenang.

*Saya sangat suka membentuk sesuatu dengan tangan saya.

*Susah bagi saya untuk duduk disatu tempat untuk waktu yang lama.

*Saya suka belajar dimeja.

*Sesuatu yang paling saya ingat adalah sesuatu yang saya baca.

*Saya dapat menghiraukan suara apapun pada saat belajar.

*Saya suka belajar sendiri.

*Sesuatu yang paling saya ingat adalah sesuatu yang saya dengar.

*Ketika saya mampu, saya akan mengerjakan PR pada sore hari.

Gaya Belajar Kognitif
Ini merupakan sebuah pendekatan untuk mengetahui kecenderungan seseorang dalam belajar. Individu-individu itu dikelompokkan dalam sejumlah skala berdasarkan bagaimana mereka menerima dan memproses informasi. Felder dan Silverman (1988) mengembangkan satu set kategori untuk sebuah analisis :

1. Bagaimana informasi itu diterima dengan baik

*Penglihatan à melalui gambar, diagram, demonstrasi

*Pendengaran à melalui kata-kata dan suara-suara

2. Tipe informasi yang cenderung diterima

*Sensory (external) à melalui penglihatan, suara, sensasi fisik

*Intuitif → melalui pengamatan yang dalam

3. Bagaimana informasi itu disusun

*Induktif → dari fakta-fakta dan observasi ke prinsip

*Deduktif → dari prinsip ke aplikasi dan konsekuensi

4. Bagaimana informasi itu diproses

*Secara aktif → terlibat secara fisik atau diskusi

*Secara reflektif → intropeksi.

5. Bagaimana kemajuan dalam memahami sesuatu

*Secara berurutan ® serentetan langkah yang berurutan

*Secara global/menyeluruh → lompatan besar atau holistik

Setelah mengetahui hal-hal diatas, berikut ini beberapa teknik untuk diterapkan secara umum yang dikemukakan oleh Felder dan Silverman (1988) :

1. Hubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan apa yang telah ada sebelumnya dan apa yang akan datang (induktif/global).

2. Sediakan keseimbangan informasi yang konkret yang abstrak (sensori/intuitif).

3. Materi yang menekankan pada metoda penyelesaian masalah (merasakan/aktif) dengan materi yang menekankan pada pemahaman mendasar (intuitif/reflektif).

4. Gunakan gambar, skema dan sketsa sederhana seiring dengan informasi yang bersifat verbal (sensory/aktif).

5. Berikan demonstrasi (merasakan/penglihatan), aktifitas tangan (aktif), dan pelajaran komputer dasar (merasakan/aktif).

6. Gunakan waktu jeda pada presentasi untuk siswa dapat memikirkan tentang hal yang mereka katakan (reflektif).

7. Memberikan latihan yang menyediakan praktek (merasakan/aktif/berurutan).

8. Memberikan permasalahan yang terbuka dan latihan yang meminta analisis dan sintesis (intuitif/reflektif/global)

9. Berikan siswa kesempatan untuk bekerja bersama dan kegiatan grup (aktif).

10. Berikan contoh-contoh yang kongkret tentang bagaimana sebuah teori menggambarkan atau memprediksi kejadian (merasakan/induktif) kemudian mengembangkan teori atau memformulasikan model (intuitif/induktif/berurutan), tunjukkan bagaimana teori dapat disahkan dan menyimpulkan konsekuensisnya (deduktif).

11. Mengenal pemecahan kreatif dari siswa (intuitif/global).



Kesimpulan
Catatan akademik menggambarkan tentang keberadaan dan kualitas sekolah atau pelatihan yang sudah diterima siswa. Petunjuk tentang karakteristik sosial dan personal bisa didapat melalui observasi, interview, dan questioner. Siswa yang non konvensional termasuk ketidakmampuan, perbedaan budaya dan siswa dewasa. Mengetahui gaya belajar masing-masing siswa, perencanaan pembelajaran bisa mengembangkan metode pembelajaran alternatif dan sumber-sumber yang bervariasi.







Daftar Kepustakaan
Kemp. J.E, Morrison, G.R. ,& Ross, S.M. 1994. Designing Effective Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company.

AddThis Social Bookmark Button


KEKUATAN FIKIRAN MANUSIA  

Rabu, 27 Mei 2009

Para ahli membagi fikiran yang berpusat pada otak ini menjadi dua , yaitu fikiran sadar dan fikiran bawah sadar. Fikiran sadar pada belahan otak sebelah kiri bertugas menghitung, menganalisa , mengevaluasi situasi dan keadaan yang dialami kemudian mengambil keputusan apa tindakan yang harus dilakukan.

Fikiran bawah sadar pada belahan otak sebelah kanan bertugas antara lain mengendalikan saraf motorik yang menggerakan fungsi organ tubuh seperti denyut jantung, kedipan mata, keluar masuk nafas, peredaran berbagai enzym dan cairan dalam tubuh. Menyimpan memori ingatan kejadian masa lalu. Menyimpan ilmu dan keterampilan. Menyimpan Citra diri. Merasakan keindahan seni dan lain sebagainya.



Al – Qur’an banyak menyebut tentang fungsi akal dan fikiran ini antara lain dalam S Al Baqarah ayat 164:







164- Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. ( Al Baqarah 164)


Dan banyak lagi ayat Qur’an yang menyatakan fungsi fikiran ini dengan teguran:



Apakah kalian tidak memikirkan ?

Fikiran sadar dan bawah sadar


Para ahli didunia telah menemukan bahwa otak sebagai pusat kekuatan fikiran manusia terbagi menjadi dua bagian , yaitu otak bagian kiri dan otak bagian kanan.

Fikiran sadar ada pada otak bagian kiri yang mempunyai kemampuan menghitung, menganalisa, mengevaluasi dan memutuskan. Apa yang didengar telinga dan dilihat mata diolah oleh fikiran sadar, kemudian disimpan oleh fikiran bawah sadar dan hati. Sewaktu waktu apa yang tersimpan didalam fikiran bawah sadar dan hati tersebut dapat diolah kembali oleh fikiran sadar untuk dilaksanakan berupa ucapan atau perbuatan.

Fikiran bawah sadar ada pada otak bagian kanan yang mempunyai kemampuan menyimpan memori (ingatan), mengendalikan saraf motorik yang menggerakan organ tubuh seperti jantung, paru2, kedipan mata, fungsi lambung, peredaran berbagai zat dalam tubuh, dan lain lain, merasakan keindahan seni, menyimpan berbagai keterampilan seperti mengemudi, berolah raga , menari .dan lain sebagainya.Didalam fikiran bawah sadar ini juga tersimpan citra diri setiap orang baik citra diri yang negatif maupun positip.

Ayat Qur’an banyak menyebut tentang kemampuan berfikir pada manusia ini salah satunya pada S An Nahl ayat 11




11- Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. ( An Nahl 11)




Gambar 2: Hubungan fikiran sadar , bawah sadar dan hati



Fikiran Sadar


Fikiran sadar ini paling banyak mendapat tegoran dari Al Qur’ an seperti : Apakah kalian tidak memikirkan?, Apakah kalian tidak punya akal ? Mengapa kalian tidak memikirkan? Bagaimana kalian memikirkan ? Dan lain sebagainya.

Fikiran sadar mempunyai kemampuan untuk menghitung, menganalisa dan mengevaluasi semua kejadian yang dialami. Selanjutnya mengambil keputusan dan langkah yang harus dilakukan mengantisipasi kejadian tersebut

Fikiran sadar paling bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang dilakukan seseorang dalam segala hal. Orang yang kurang terampil akal dan fikirannya akan banyak mengambil keputusan dan tindakan yang salah, yang pada akhirnya akan mencelakakan dirinya sendiri.

Karena fikiran ini bekerja didalam otak yang terdiri dari benda materi yang juga terikat pada hukum material, maka kerja fikiran juga bisa dipengaruhi oleh zat kimia yang mempengaruhi otak, seperti minuman keras, narkotika dan obat obatan lainnya.

Karena itu Qur’an melarang manusia mengkonsumsi minuman yang memabukan seperti Khamar dan yang sejenisnya, hal mana dapat mempengaruhi kinerja otak dan fikiran dalam mengambil putusan.

Keputusan untuk melakukan perbuatan baik atau buruk berada pada fikiran sadar ini, jika ia melakukan kebaikan maka kebaikan itu adalah untuk kemashlahatan dirinya sendiri, dan jika ia melakukan perbuatan buruk maka keburukan itu akan kembali pada dirinya sendiri pula.


Fikiran bawah sadar


Fikiran bawah sadar bertugas mengendalikan fungsi organ tubuh, menyimpan memori masa lalu, keahlian dan keterampilan. Menyimpan memori tentang citra diri. Berempati dan merasakan segala sesuatu, membayangkan , menggambarkan , mengangankan, menkhayalkan dan lain sebagainya.

Fikiran bawah sadar yang berada pada belahan otak sebelah kanan ternyata menyimpan suatu kekuatan yang dahsyat, yang dapat mengubah dunia dan diri pemiliknya. 


Kekuatan Fikiran bawah sadar


Disamping fungsinya sebagaimana yang disebutkan diatas fikiran bawah sadar ternyata menyimpan suatu kekuatan yang maha dahsyat. 

Penelitian para ahli menunjukan bahwa fikiran bawah sadar berkomunikasi dengan system dialam semesta , ia menyatu dengan kekuatan alam semesta. Ia akan berusaha menjelmakan apa saja yang tertanam mendalam difikiran bawah sadar.

Fikiran bawah sadar bekerja sama dengan system dialam semesta untuk mewujudkan semua yang tertanam didalam dirinya. Jika fikiran bawah sadar dipenuhi dengan fikiran negatif dan destruktif ia akan mendatangkan berbagai keburukan dan kesulitan pada pemiliknya. Demikian pula jika fikiran bawah sadar dipenuhi fikiran positif dan konstruktif ia akan mendatangkan berbagai keruntungan dan kesuksesan bagi pemiliknya. Manusia akan menjalani kehidupannya sesuai dengan program yang tertanam didalam fikiran bawah sadarnya. Jika program itu kacau dan kalut maka hidup manusia itupun akan kacau dan kalut pula. Jika program itu terarah dan jelas sasaran nya , ia akan mendapatkan apa yang dikehendakinya





Fikiran bawah sadar mesin komputer yang patuh


Fikiran bawah sadar bekerja menurut perintah dan saran yang diberikan fikiran sadar. Ia tidak pernah membantah apa yang diperintahkan padanya. Ia tidak bisa memberi pertimbangan , ia hanya patuh pada apa yang diperintahkan dan disarankan padanya .

Apa saja yang diberikan padanya berupa kebaikan atau keburukan dianggapnya benar dan harus dilaksanakan.

Jika diperintahkan padanya melakukan berbagai usaha kebaikan, dan seluruh fikiiran bawah sadar dipenuhi oleh perintah itu , ia akan melaksanakannya tanpa bantahan sedikitpun . Ia akan berkomunikassi dengan system dialam semesta untuk melaksanakan danmenjelmakan saran atau perintah itu. 

Sebaliknya jika fikiran bawah sadar diperintahkan dan disarankan melakukan berbagai keburukan dan perbuatan merusak lainnya , dan seluruh fikiran bawah sadar dipenuhi oleh saran dan perintah itu, iapun akan melaksanakannya . ia akan berkomunikassi dengan system dialam semesta untuk melaksanakan dan menjelmakan saran dan perintah yang destruktif itu

Kehidupan anda akan dibatasi oleh apa yang anda tanamkan dan sarankan kedalam fikiran bawah sadar anda. Jika kepada fikiran bawah sadar anda ditanamkan saran baik oleh fikiran sadar anda atau orang lain , bahwa anda adalah orang yang miskin, orang susah, tidak mungkin mendapatkan ini atau itu, tidak mungkin berhasil , takut begini dan begitu. Semua yang tergambar dalam fikiran bawah sadar itu akan menjelma menjadi kenyataan . Anda tidak akan pernah melampaui batasan batasan yang telah anda buat dan tertanam secara mendalam pada fikiran bawah sadar anda. Jika kedalam fikiran bawah sadar anda ditanamkan saran tentang keberhasilan, kesuksesan, kemenangan, kebahagiaan serta berbagai saran positif dan konstruktif lainnya, andapun akan mengalaminya dalam kenyataan hidup.

Kondisi inilah yang menyebabkan orang kaya bertambah kaya,yang kuat bertambah kuat yang miskin bertambah miskin, yang lemah bertambah lemah. 

Karena itu perhatikanlah apa yang anda tanamkan didalam fikiran bawah sadar anda, jika anda menanam kebaikan anda akan mendapat kebaikan, jika anda menanam keburukan andapun akan mendapat keburukan pula

AddThis Social Bookmark Button


ILMU KEKUATAN PIKIRAN  

Senin, 25 Mei 2009


Ilmu kekuatan pikiran ternyata memang ada. Setelah dipelajari dan dipraktekan itu memang bisa kita lakukan. Salah satu ilmu ituadalah hipnotis. Ilmu ini digunakan untuk mengendalikan orang atau kelompok untuk mengikuti sugesti yang telah diberikan oleh orang yang menghipnotis. Hipnotis memang bukan ilmu yang menggunakan mantra, akan tetapi dengan kepercayaan diri kita dan fokus dari pada orang yang mau kita hipnotis dapat dipraktekan ilmu itu. Dari hasil ini saya inginkan anak PKS juga mampu untuk mengendalikan keadaan yang ada di smpn 1 jatibarang agar siswanya dapat hidup disiplin. Ingat bahwa kekuatan fikiran kita sangat luas. Karena di dalam fikiran kita ada alam sadar dan alam bawah sadar. Alam bawah sadar ini 88 % mengendalikan kita. Untuk itu agar dapat mengendalikan orang lain maka kita harus mampu menyentuh dan mengajak alam bawah sadar orang tersebut untuk kita pengaruhi ke dalam hal yang positif.
Seorang anggota PKS pun harus bisa melakukan hal tersebut. bukan hanya secara tidak sadar orang itu saja, melainkan secara sadar pun kita harus bisa belajar mengendalikan orang lain untuk berbuat lebih baik hanya dengan kekuatan fikiran kita. Selamat Mencoba

AddThis Social Bookmark Button


KEGIATAN OUT BOND DI PANTAI DADAP  

Selasa, 31 Maret 2009








Ini kegiatan Out Bond yang di adain oleh organisasi PKS SMPN 1 Jatibarang, yang diadain hari Minggu, tanggal 29 Maret 2009 lalu.
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih fisik dan mental para calon anggota PKS yang akan menghadapi tugas yang dibebankan kepada setiap anggota.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menghibur anak - anak anggota PKS yang biasa diberi kesibukan di sekolah, sekalian refreshing gituh.
Untuk menempuh kegiatan tersebut juga perlu persiapan yang matang dari panitia, membuat proposal, surat izin dsb.
Untuk menempuh perizinanya juga rumit tapi atas ketekunan dan kerja sama yang baik akhirnya kegiatan ini di izinkan kepala sekolah.
Buat anak - anak PKS tetap semangat yah. Walau kalian berkorban banyak demi kejayaan PKS Netuza.
Kamu enggak usah takut dalam menghadapi semua tantangan yang ada.
PKS Jaya....................
Commando Siap..............................
Patas Bara Tegak...............................

AddThis Social Bookmark Button


INI DIA BARU PKS  

Sabtu, 28 Maret 2009




Kami anak PKS sekarang dah bukan PKS yang dulu, kami sekarang jadi omongan orang banyak dengan aksi kami. Kami selalu dikatakan baik bagi orang yang mau di ajak disiplin. Dan kami selalu dikatakan buruk bagi anak yang tidak mau disiplin.
Tugas kami cukup berat, tantangan kedepan semakin banyak. Tapi kami harus selalu mengatakan kata siap dan siap karena itulah diri kami. Kami sudah cukup banyak menerima kata - kata anjing, bajingan, PSK, dan lain sebaginya tapi itu bukan justru membuat kami tambah surut. Tapi itu memotivasi kami untuk selalu lebih baik dan lebih baik lagi. Sekali lagi hidup PKS. PKS Jayalah selalu seperti negeriku.
INI DIA BARU PKS

AddThis Social Bookmark Button


SEJARAH PKS DI INDONESIA  

Selasa, 17 Februari 2009


Didasari oleh rasa memiliki terhadap sekolah didalam menjaga ketertiban dan keamanannya, maka para pelajar mewujudkan hal tersebut kedalam suatu wadah organisasi guna mempermudah pengkoordinasiannya.

Untuk itulah maka pada tanggal 5 Mei 1975 dibentuklah suatu wadah yang bernama Polisi Keamanan Sekolah.

Pada saat itu ruang lingkup tugas yang diemban Polisi Keamanan Sekolah masih sempit, yaitu hanya sebatas menjaga keamanan sekolah dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa tersebut.

Untuk memperluas ruang lingkup dari tugas Polisi keamanan sekolah, maka pada tanggal 5 Juni 1975 Polisi Keamanan Sekolah diganti namanya dengan Patroli Keamanan Sekolah dengan persetujuan dari Bapak Letkol. Anton Sudjarwo. Ruang lingkup dari Patroli kemanan Sekolah mengalami penyempitan dan perluasan.

Tugas dipersempit dibidang keamanan, dimana tugas yang diemban Patroli Keamanan Sekolah hanyalah sebagai pengawas atau pemantau dari tindakan-tindakan negative yang terjadi di sekolah untuk selanjutnya dilaporkan kepada pihak guru. Sedangkan perluasannya yaitu pada bidang kelalulintasan, dimana seluruh anggota Patroli Keamanan Sekolah wajib mengetahui peraturan-peraturan kelalulintasan.

Visi dan Misi Patroli Keamanan Sekolah

Dasar :

  1. Rasa Memiliki terhadap Sekolah didalam menjaga ketertiban dan keamanan
  2. Sebagai usaha meningkatkan daya kreativitas dan kemandirian khususnya di bidang ke-PKS-an
  3. Menumbuhkan rasa kekeluargaan dan persatuan dalam jiwa kedisiplinan supaya tertanam rasa tanggung jawab
  4. Untuk Lebih Meningkatkan Prestasi

Visi & Misi

  1. Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  2. Sesuai dengan JUKLAK Kapolri tentang pembentukan PKS
  3. Menciptakan generasi yang tangguh untuk dapat terjun ke masyarakat
  4. Mengefektifkan potensi yang ada di dalam diri anggota untuk lebih berdaya guna
  5. Mewujudkan Cinta Almamater
  6. Meningkatkan Prestasi Intern dan Ekstern
  7. Mempererat tali persaudaraan dengan Azas Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh.

HAL PENTING BAGI ANGGOTA PKS

1. PANCA TERTIB PKS

1. PAKAIAN HARUS LENGKAP DAN RAPIH

2. MENGIKUTI SETIAP LATIHAN

3. MENJAGA NAMA BAIK CORPS DAN ALMAMATER

4. BILA MASUK RUANGAN PERTEMUAN HARUS HORMAT DAN TEGAP

5. TIDAK BOLEH KELUAR RUANGAN SEBELUM DIPERINTAH

2. LIMA HAL PENTING BAGI ANGGOTA PKS

  1. BERDISIPLIN WAKTU
  2. BERDISIPLIN PAKAIAN
  3. BERDISIPLIN KELENGKAPAN
  4. BERDISIPLIN CORPS
  5. BERDISIPLIN LATIHAN

AddThis Social Bookmark Button


nax2 pks yg slalu axis  

Sabtu, 14 Februari 2009

neeey,,,, naxx2 pks yg slalu axissss...........
Qta slalu di di2k oleh k9 wrnokoooooooo...
hingga akhirnya Qta semua bisa ngerti semua hal.......
Qtaaa tau b9t gmna prjuangan alumni2 PKS makdartu,, Qta sangadh trmotifasi bwat jadiin PKS LBIH BAEK LGEEE.......... Ckrg Qta dah bwaaat gebrakan bru lhooo???????????
dlu PKS gak di pandang,,,, tpi ckrg,, Qta dah jadiin PKS eskul yg trpandanggg.......... thanx ya KANG WARNOKO atas prjuangannyaaa slamaa neeyyyyyyyyyy..........
by:orang yg tlah kau di2k..............

AddThis Social Bookmark Button


KAMU TAHU TIDAK KAPOLRI PERTAMA ?  

Rabu, 04 Februari 2009


Kapolri I RS Soekanto Tjokroadimodjo Adalah Seorang Mason


Rumah Sakit Polri yang berdiri megah di salah satu sudut Kramatjati, Cililitan, Jakarta Timur, memiliki nama resmi yang cukup panjang: Rumah Sakit Polisi Republik Indonesia Raden Said Soekanto Tjokroadimodjo, atau yang biasa disingkat RS Kepolisian Pusat RS. Sukanto.

Raden Said Soekanto sendiri, yang namanya diabadikan menjadi nama rumah sakit tersebut, merupakan Kepala Kepolisian RI pertama yang menjabat pada tahun 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959.

Yang tidak diketahui khalayak luas, tokoh kelahiran Bogor, Jawa Barat, 7 Juni 1908 ini, ternyata juga seorang tokoh Freemasonry Indonesia.

Di tahun 1952, saat masih menjabat sebagai Kapolri, Jenderal (Pol) Soekanto juga aktif menjabat sebagai Suhu Agung (Grandmaster) dari Timur Agung Indonesia atau Federasi Nasional Mason Indonesia. Dia memimpin dari Loji Indonesia Purwo Daksina. Dia juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Raden Saleh, yang merupakan penerusan dari Carpentier Alting Stichting.

Data ini dipaparkan oleh DR. T. H. Stevens, seorang sejarawan Belanda, dalam bukunya berjudul “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962”, yang edisi bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Sinar Harapan dalam jumlah yang sangat terbatas.

Konon, buku ini hanya dicetak 5. 000 eksemplar dan dibagi-bagikan kepada seluruh mantan tokoh Freemason di Indonesia.

Selain RS Soekanto, tokoh-tokoh Mason Indonesia menurut buku tersebut—yang dilengkapi foto-foto ekslusif sebagai buktinya—banyak menyangkut nama-nama terkenal seperti Sultan Hamengkubuwono VIII, R. A. S Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, Paku Alam VIII, R. M AAA Tjokroadikoesoemo, DR Radjiman Wedyodiningrat, dan banyak pengurus organisasi Boedhi Oetomo.
Loji-loji Freemasonry ternama di Nusantara tersebar di hampir semua wilayah di Indonesia seperti di Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jawa, Sulawesi, dan sebagainya.

Salah satu yang paling terkenal adalah Adhuc Stat alias Loji Bintang Timur yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat, yang kini dipakai sebagai Gedung Bappenas. Dulu, gedung ini dikenal masyarakat luas sebagai Gedung Setan, karena sering dipakai sebagai tempat pemanggilan arwah orang mati oleh para angota Mason.

AddThis Social Bookmark Button


PKS LATIHAN  

Mengkenen wong lagi latihan
Rasa pegel panas ora kejagan
Wetenge kempong kpengen mangan
cangkame asat kepengen tuku inungan

Apa sih sing gawe kedanan
Kula demen PKS ora kejagan
Ning pelatihe Kaka Dewane
Yen bli ketemu kangen ora karuan

Yen lagi lunga yen lagi tugas
Tulung Kula digawa
Najan sedina bagen seminggu
Sun siap selalu

Kalmbine putih Clanane putih
Gaya kaya polisi
Bagen dicaci bagen dimaki
PKS wis pasti sehati

AddThis Social Bookmark Button


MARS PKS NETUZA  

Minggu, 01 Februari 2009

Patroli Keamanan Sekolah
Penerus generasi bangsa
Menjadi putra lantas bhayangkara
Setia kepada pancasila

Berbhakti menjalankan tugasnya
Tak pernah mengenal lelah
Menjaga dan membantu semua siswa
Itulah motto kita semua

Panas............. Hujan ............
Takkan jadi rintangan
Siang ..............Malam...........
Takkan jadi alasan
Motto.............. Janji .................
Itulah semboyan kami
Inilah kami PKS
SMP Negeri 1 Jatibarang

AddThis Social Bookmark Button


Kembali PKS NETUZA bikin gebrakan  

Sabtu, 31 Januari 2009



Kembali PKS Netuza bikin gebrakan  yang mana besok hari senisn tanggal 02 Februari 2009, Bapak Kapolres Indramayu akan berkunjung ke sekolah, karena di nilai bahwa SMP Negeri 1 Jatibarang telah berprsetasi dengan PKS nya yang tetap eksis hingga sekarang, tidak seperti di sekolah lainnya. Bapak Kapolres sendiri nanti langsung akan menjadi inspektur upacara hari senin, dan akan meninjau kinerja dan sekolah dan organisasi PKS tentunya.

Organisasi PKS Netuza telah bersiap dengan kunjungan Pak Kapolres Indramayu dengan melakukan latihan persiapan penyambutan dan pengamanan tentunya. PKS Netuza langsung ditunjuk oleh pengurus OSIS SMPN 1 Jatibarang untuk bertugas dari penyambutan dan pengamanan saat Upacara berlangsung. Dan juga akan mendapat kehormatan karena pimpinan Kepolisian Resort Indramayu berkunjung langsung meninjau apakah di SMP N 1 Jatibarang itu benar PKS nya tetap eksis.

Oleh karena itu kami dari segenap PKS SMP N 1 Jatibarang mengucapakan selamat datang kepada Kaplores Indramayu dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Kapolres yang sudi telah meninjau langsung sekolah kami. Tapi tentunya tanggung jawab sebagai anggota PKS semakin berat. Ini dikarenakan bahwa kita adalah sebagai organisasi PKS percontohan di wilayah Kab. Indramayu. Good Luck buat organisasi PKS Netuza tentunya.

Memang setelah kepelatihan dipegang oleh Kang Warnoko PKS Netuza semakin menunjukan taringnya kepada organisasi lain tentunya. Kami bukan di anggap macan ompong lagi, tapi sudah dikatakan sebagai organisasi yang patut diperhitungkan dan bukan organisasi kacangan. Makasih kang Warnoko................ I Love You pelatihku dan terus didik kami.

By. Nak - Nak PKS Netuza

AddThis Social Bookmark Button


CONTOH PROGRAM KERJA OSIS  

Senin, 26 Januari 2009

GARIS – GARIS BESAR PROGRAM KERJA
OSIS UPTD SMP NEGERI 1 JATIBARANG
PERIODE 2008/ 2009


A. PENGERTIAN
• GBPK OSIS ini merupakan pokok – pokok program kerja yang ditetapkan oleh MPK dalam mewujudkan tujuan OSIS khususnya dan tujuan Pendidikan Nasional umumnya.
• GBPK ini merupakan pedoman bagi OSIS dalam melaksanakan kegiatan yang sifatnya mengikat untuk dilaksanakan oleh setiap pengurus OSIS.
• GBPK ini perlu direalisasikan ke dalam program kerja operasional OSIS dalam setiap kinerjanya.
• GBPK ini merupakan tindak lanjut dalam meningkatkan dan menyempurnakan GBPK OSIS sebelumnya.


B. MAKSUD DAN TUJUAN
GBPK OSIS ini dimaksud untuk menetapkan sasaran serta langkah – langkah OSIS dalam usaha mewujudkan kegiatan Intrakulikuler

C. ASAS DAN LANDASAN
1. Pancasila dan UUD 1945
2. GBHN dan Keputusan – Keputusan Pemerintah.
3. Keputusan Menteri Pendididkan Nasional.
4. Keputusan Kepala UPTD SMP Negeri 1 Jatibarang
5. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS.
6. Musyawarah Perwakilan Kelas.

D. SIFAT DAN FUNGSI
1. GBPK OSIS UPTD SMP Negeri 1 Jatibarang ini memiliki ciri dan sifat yang konsepsional.
2. GBPK OSIS UPTD SMP Negeri 1 Jatibarang ini berfungsi sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan OSIS secara bertahap dan berkesinambungan.

E. PELAKSANAAN
GBPK OSIS ini dilakasanakan oleh seluruh Pengurus OSIS yang direalisasikan dalam bentuk kegiatan kerja.

F. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup GBPK ini disesuaikan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.054/U/1984 tentang Pembinaan dan Kesiswaan Bab IV Pasal 4.
1. Pembinaan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pembinaan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan Pancasila.
3. Pembinaan Pendahuluan Bela Negara.
4. Pembinaan Budi Pekerti Luhur.
5. Pendidikan Berorganisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan
6. Pembinaan Keterampilan dan Kewirausahaan.
7. Pembinaan Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi.
8. Pembinaan Persepsi Apresiasi dan Daya Kreasi Seni.
G. SASARAN DAN TARGET
OSIS mengusahakan kelancaran dalam melaksanakan program pembinaan generasi muda di sekolah melalui kegiatan ekstrakulikuler dengan data sebagai berikut:
1. Pembinaan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Mempertinggi etika moral dengan :
• Memperingati hari besar Keagamaan di sekolah.
• Melakukan ceramah – ceramah keagamaan / diskusi keagamaan.
• Melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah.
2. Pembinaan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan Pancasila.
Memperdalam rasa kesadaran berbangsa dan bernegara dengan cara :
• Memperingati Hari Besar Nasional.
• Menginstruksikan dan memeriksa ke tiap kelas untuk melengkapi perlengkapan kelas yang menunjang rasa kebangsaan, bekerjasama dengan seksi IV.
• Mengadakan Upacara Bendera setiap hari Senin dan Latihan Upacara Bendera setiap sebelum pelaksanaan.
• Melengkapi sarana Upacara Bendera.
• Mengadakan pembentukan paduan suara inti, bekerjasama dengan seksi VIII.
• Pembinaan dan pembentukan Paskibra sekolah.
• Mengadakan pembentukan petugas Upacara inti.
3. Pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
• Mengadakan pembinaan mental dan fisik dalam rangka pembangunan.
• Mengadakan wisata siswa yang bermanfaat.
• Pembentukan dan Pengembangan Ekstrakulikuler.
• Mengembangkan Kegiatan Pencinta Alam.
• Mengadakan Bakti Sosial.
4. Pembinaan Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur
Mengembangkan kegiatan berupa :
• Mengadakan lomba kebersihan dan kerapihan kelas.
• Mengadakan razia secara menyeluruh.
• Mengadakan diskusi kenakalan remaja.
• Mengadakan penyuluhan tentang narkoba.
5. Pembinaan Berorganisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan
• Mengembangkan ceramah tentang organisasi secara praktis :
1) Mengadakan Latihan Kepemimpinan Siswa yang meliputi teori dan pengendalian secara praktis.
2) Pembuatan dan Penyelenggaraan majalah dinding (Mading) yang berguna untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam hal tulis menulis.
3) Membantu pelaksanaan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) pada awal tahun ajaran baru.
• Pembinaan organisasi yang meliputi :
1) Perbaikan administrasi OSIS.
2) Pembinaan dalam pemasukan dan pengeluaran uang bekerja sama dengan seksi VI.
6. Pembinaan Keterampilan dan Kewirausahaan
• Meningkatkan dan mengaktifkan Koperasi Sekolah sesuai dengan peraturan.
• Mengadakan kerjasama dengan pihak luar dalam pengadaan barang koperasi
• Mengadakan Bazar hasil kreasi siswa, bekerjasama dengan seksi VIII.
7. Pembinaan Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi
• Membina dan mengembangkan olahraga
• Menignkatkan prestasi olahraga
• Membantu melengkapi perlengkapan olahraga
• Mengadakan ekstrakulikuler
• Mengadakan lomba bidang olahraga antar siswa
• Mengadakan pertandingan persahabatan dengan sekolah lain.
• Mengadakan kegiatan olah raga pada siswa baru dalam MOS
8. Pembinaan Persepsi Apresiasi dan Daya Kreasi Seni
• Memajukan kesenian di sekolah dengan cara :
• Membina dan mengembangkan kreasi seni di lingkunhan sekolah
• Mengikuti pameran pementasan pergelaran dalam rangka meningkatkan daya apresiasi dan daya kreasi seni dan daya kreasi seni.
• Membantu dan berusaha melengkapi alat – alat kesenian dan memperbanyak latihan serta pemantapan dalam bidang seni
• Mengadakan latihan kesenian secara rutin
• Mengadakan lomba aktifitas dan krteatifitas antar siswa
• Membentuk sanggar seni

H. KETENTUAN UMUM
1. Pertimbangan di luar program
OSIS UPTD SMP Negeri 1 Jatibarang memiliki kewenangan dalam menetapkan kebijaksanaan terhadap segala sesuatu yang belum tercantum dalam GBPK OSIS sesuai dengan landasan OSIS.
2. GBPK OSIS UPTD SMP Negeri 1 Jatibarang dinyatakan berlaku sejak disahkannya Pengurus OSIS UPTD SMP Negeri 2 Bantarujeg dari hasil pemilihan untuk periode 2008/2009
I. LAPORAN KHUSUS
Kami telah menyusun program OSIS secara khusus yang merupakan perwujudan dari GBPK OSIS Adapun program yang dilaksanakan oleh masing – masing sekbid adalah sebagai berikut :
1. SEKSI PEMBINAAN KETAKWAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
a. Kegiatan Rutin :
 Shalat dzuhur secara berjamaah
 Pemungutan dana sumbangan / infaq setiap hari Jum`at
 Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Qur’an
 Memperingati hari besar Keagamaan Islam di sekolah

b. Kegiatan pada waktu tertentu :
• Musyawarah kerja seksi I
• Pemungutan uang Ta`ziah
• Penyembelihan hewan qurban setiap 2 tahun sekali
• Mengadakan buka puasa bersama
2. SEKSI PEMBINAAN KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
• Tata Upacara Bendera
• Latihan Satuan Paskibra
• Latihan Gabungan Paskibra
• Membentuk Petugas Upacara Inti
• Melengkapi Sarana Upacara
• Latihan Tata Upacara Bendera
• Mengadakan Upacara Hari – Hari Nasional
• Mengkoordinir setiap organisasi dibawah OSIS untuk mengetahui kemajuan serta kemundurannya.
• Meningkatkan kemandirian setiap komponen dalam setiap komponen dalam infrastruktur organisasi ekstrakulikuler
3. SEKSI PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
• Latihan Satuan (LATSAT) Pramuka
• Latihan Satuan (LATSAT) PMR
- Latihan Satuan Paskibra
- Latihan Satuan PKS
• Study Tour/ Study Banding
• Pengukuhan PMR
• Pengukuhan Pramuka
• Pengukuhan Paskibra
• Pengukuhan PKS
• Latihan Gabungan (LATGAB)
• Reboisasi lingkungan sekolah
• Bakti Sosial
4. SEKSI PEMBINAAN KEPRIBADIAN DAN BUDI PEKERTI LUHUR
• Mengadakan penyuluhan dari kepolisian tentang peraturan – peraturan kendaraan yang baik dan tentang permasalahan geng – geng motor.
• Mengadakan razia dadakan secara menyeluruh
• Penyuluhan tentang kenakalan Remaja
• Mengadakan lomba kebersihan kelas dan perlengkapan kelas.
5. SEKSI PEMBINAAN BERORGANISASI, PENDIDIKAN POLITIK DAN KEPEMIMPINAN
• Mengadakan Latihan Kepemimpinan Siswa bagi pengurus OSIS
• Mengadakan Rapat kerja OSIS
• Membantu Pelaksanaan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) pada awal tahun ajaran baru
• Pembuatan Mading :
• Mengumpulkan Karya Tulis (cerpen, puisi, pantun, gambar) dari setiap kelas, serta pembuatan dan penyelenggaraan Majalah Dinding untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam karya tulis.
• • Membuat Piket Mading, yang bertugas untuk memajang atau mengganti isi Mading.
6. SEKSI PEMBINAAN KETERAMPILAN DAN KEWIRAUSAHAAN
• Mengadakan bazar
• Mengadakan logo – logo
• Mengadakan pameran
• Penyediaan kalender
• Mengadakan lomba membuat makanan khas daerah
• Meningkatkan dan mengaktifkan koperasi sekolah sesuai dengan peraturan
7. SEKSI PEMBINAAN KESEGARAN JASMANI DAN DAYA KREASI
• Mengadakan ekstrakulikulikuler :
1) •Bola Voli
2) •Bola Basket
3) •Sepak Bola
4) •Dan hal lainnya mengenai Olah raga
• PORKELAS
• Mengadakan kegiatan dalam rangka memperingati HAORNAS
• Pertandingan Persahabatan
• Mengikuti turnamen Olah Raga
• Lomba bola Voli antar SMP
8. SEKSI PEMBINAAN PERSEPSI APRESIASI DAN KREASI SENI
a. Program Mingguan :
• Latiahan Paduan Suara
• Latihan Paduan Suara Inti Upacara Bendera
• Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler

b. Program Bulanan :
• Mengadakan Lomba Mading dan Pameran Kelas
• Latihan Kreasi Seni Sunda (Degung dan Upacara Adat Sunda)
• Latihan Seni Modern ( Band dan Organ Dangdut Plus )

c. Program Tahunan :
• Pagelaran Upacara Adat untuk melepas siswa kelas IX
• Pagelaran Kreasi Seni di acara Kenaikan Kelas dan Perpisahan Kelas IX
• Mengadakan Lomba Bulan Bahasa.

AddThis Social Bookmark Button


CONTOH ANGGARAN DASAR OSIS  

Minggu, 25 Januari 2009

Anggaran Dasar OSIS
SLTP Negeri 4 Limboto
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Organisasi ini bernama Organisasi Siswa Intrasekolah SLTP Negeri 4 Limboto yang selanjutnya disingkat OSIS SLTPN 4 Limboto.

Pasal 2
Organisasi ini didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3
Organisasi ini berkedudukan di SLTP Negeri 4 Limboto, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.

BAB II
ASAS, TUJUAN, DAN SIFAT

Pasal 4
Organisasi ini berasaskan Pancasila.

Pasal 5
Organisasi ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa sebagai kader penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insasi pembangunan nasional guna:
a. meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan budi pekerti luhur;
b. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan;
c. meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani;
d. memantapkan kepribadian dan kemandirian; dan
e. mempertebal rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pasal 6
(1) Organisasi ini bersifat intrasekolah, dan merupakan satu-satunya organisasi siswa yang sah di sekolah sebagai wadah siswa untuk berorganisasi dan menampung seluruh kegiatan siswa, serta tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain, dan/ atau tidak menjadi bagian dari organisasi lain di luar sekolah;

(2) Organisasi ini hanya berhak mewakili siswa dari SLTP Negeri 4 Limboto, Kabupaten Gorontalo.

BAB III
KEANGGOTAAN DAN KEUANGAN

Pasal 7
(1) Anggota organisasi ini secara otomatis adalah siswa yang masih aktif belajar di SLTP Negeri 4 Limboto;
(2) Anggota organisasi ini tidak memerlukan kartu anggota;
(3) Keanggotaan berakhir apabila siswa yang bersangkutan tidak menjadi siswa SLTP Negeri 4 Limboto, atau meninggal dunia.

Pasal 8
Keuangan organisasi ini diperoleh dari dana yang disediakan oleh sekolah, sumbangan lain yang tidak mengikat, serta usaha lain yang sah.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 9
(1) Setiap anggota mempunyai hak:
a. mendapat perlakuan yang sama sesuai dengan bakat, minat, serta kemampuannya;
b. memilih dan dipilih sebagai perwakilan kelas atau pengurus; dan
c. berbicara secara liasa, tertulis, atau tidak tertulis.

(2) Setiap anggota berkewajiban untuk:
a. memelihara nama baik dan kehormatan sekolah;
b. mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah;
c. menghormati tenaga kependidikan;
d. memelihara sarana dan prasarana, keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan, dan kekeluargaan (6K) di sekolah.

BAB V
PERANGKAT OSIS

Pasal 10
(1) Perangkat OSIS terdiri atas:
a. Pembina OSIS;
b. Musyawarat Perwakilan Kelas (MPK); dan
c. Pengurus OSIS.

(2) Pembina OSIS terdiri atas:
a. Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah sebagai Ketua/Wakil Ketua;
b. Guru sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang, diatur secara bergantian setiap tahun pelajaran.

(3) Musyawarat Perwakilan Kelas (MPK) terdiri atas:
a. Wakil dari setiap kelas yang ada di sekolah;
b. Setiap kelas diwakili oleh dua orang siswa.

(4) Pengrus OSIS terdiri atas:
a. Ketua,
b. Wakil Ketua I,
c. Wakil Ketua II,
d. Sekretaris,
e. Wakil Sekretaris I,
f. wakil Sekretaris II,
g. Bendahara,
h. Wakil Bendahara, dan
8 (delapan) Seksi atau Sekretariat Bidang, sebagai berikut.
(1) Seksi I: Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
(2) Seksi II: Kehidupan Berbangsa dan Bernegara;
(3) Seksi III: Pendidikan Pendahuluan Bela Negara;
(4) Seksi IV: Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur;
(5) Seksi V: Berorganisasi, Pendidikan Politik, dan Kepemimpinan;
(6) Seksi VI: Keterampilan dan Kewiraswastaan;
(7) Seksi VII: Persepsi, Apresiasi, dan Kreasi Seni; dan
(8) Seksi VII: Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi.

BAB VI
MASA JABATAN

Pasal 11
Masa jabatan anggota Musyarawat Perwakilan Kelas (MPK) dan Pengurus OSIS adalah satu tahun, dimulai sejak awal tahun pelajaran dan berakhir pada akhir tahun pelajaran.

BAB VII
PENUTUP

Pasal 12
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar OSIS (AD-OSIS) SLTP Negeri 4 Limboto ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART), atau peraturan lain yang sah.

(2) Anggarn Rumah Tangga mengatur lebih rinci hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar.

(3) Anggaran Rumah Tangga disusun oleh sekolah, berdasarkan Anggaran Dasar.


ASAS, TUJUAN, DAN SIFAT

Pasal 4
Organisasi ini berasaskan Pancasila.

Pasal 5
Organisasi ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa sebagai kader penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insasi pembangunan nasional guna:
a. meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan budi pekerti luhur;
b. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan;
c. meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani;
d. memantapkan kepribadian dan kemandirian; dan
e. mempertebal rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pasal 6
(1) Organisasi ini bersifat intrasekolah, dan merupakan satu-satunya organisasi siswa yang sah di sekolah sebagai wadah siswa untuk berorganisasi dan menampung seluruh kegiatan siswa, serta tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain, dan/ atau tidak menjadi bagian dari organisasi lain di luar sekolah;

(2) Organisasi ini hanya berhak mewakili siswa dari SLTP Negeri 4 Limboto, Kabupaten Gorontalo.

BAB III
KEANGGOTAAN DAN KEUANGAN

Pasal 7
(1) Anggota organisasi ini secara otomatis adalah siswa yang masih aktif belajar di SLTP Negeri 4 Limboto;
(2) Anggota organisasi ini tidak memerlukan kartu anggota;
(3) Keanggotaan berakhir apabila siswa yang bersangkutan tidak menjadi siswa SLTP Negeri 4 Limboto, atau meninggal dunia.

Pasal 8
Keuangan organisasi ini diperoleh dari dana yang disediakan oleh sekolah, sumbangan lain yang tidak mengikat, serta usaha lain yang sah.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 9
(1) Setiap anggota mempunyai hak:
a. mendapat perlakuan yang sama sesuai dengan bakat, minat, serta kemampuannya;
b. memilih dan dipilih sebagai perwakilan kelas atau pengurus; dan
c. berbicara secara liasa, tertulis, atau tidak tertulis.

(2) Setiap anggota berkewajiban untuk:
a. memelihara nama baik dan kehormatan sekolah;
b. mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah;
c. menghormati tenaga kependidikan;
d. memelihara sarana dan prasarana, keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan, dan kekeluargaan (6K) di sekolah.

BAB V
PERANGKAT OSIS

Pasal 10
(1) Perangkat OSIS terdiri atas:
a. Pembina OSIS;
b. Musyawarat Perwakilan Kelas (MPK); dan
c. Pengurus OSIS.

(2) Pembina OSIS terdiri atas:
a. Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah sebagai Ketua/Wakil Ketua;
b. Guru sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang, diatur secara bergantian setiap tahun pelajaran.

(3) Musyawarat Perwakilan Kelas (MPK) terdiri atas:
a. Wakil dari setiap kelas yang ada di sekolah;
b. Setiap kelas diwakili oleh dua orang siswa.

(4) Pengrus OSIS terdiri atas:
a. Ketua,
b. Wakil Ketua I,
c. Wakil Ketua II,
d. Sekretaris,
e. Wakil Sekretaris I,
f. wakil Sekretaris II,
g. Bendahara,
h. Wakil Bendahara, dan
8 (delapan) Seksi atau Sekretariat Bidang, sebagai berikut.
(1) Seksi I: Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
(2) Seksi II: Kehidupan Berbangsa dan Bernegara;
(3) Seksi III: Pendidikan Pendahuluan Bela Negara;
(4) Seksi IV: Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur;
(5) Seksi V: Berorganisasi, Pendidikan Politik, dan Kepemimpinan;
(6) Seksi VI: Keterampilan dan Kewiraswastaan;
(7) Seksi VII: Persepsi, Apresiasi, dan Kreasi Seni; dan
(8) Seksi VII: Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi.

BAB VI
MASA JABATAN

Pasal 11
Masa jabatan anggota Musyarawat Perwakilan Kelas (MPK) dan Pengurus OSIS adalah satu tahun, dimulai sejak awal tahun pelajaran dan berakhir pada akhir tahun pelajaran.

BAB VII
PENUTUP

Pasal 12
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar OSIS (AD-OSIS) SLTP Negeri 4 Limboto ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART), atau peraturan lain yang sah.

(2) Anggarn Rumah Tangga mengatur lebih rinci hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar.

(3) Anggaran Rumah Tangga disusun oleh sekolah, berdasarkan Anggaran Dasar.

AddThis Social Bookmark Button


 

Design by Amanda @ Blogger Buster